Postingan

Makalah analisis Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik dalam Novel Orang-orang Proyek

Gambar
BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang             Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi seorang pengarang terhadap gejala-gejala sosial di lingkungan sekitarnya.Karya sastra diciptakan pengarangnya untuk menyampaikan sesuatu kepada penikmat karyanya.Sesuatu yang ingin disampaikan pengarang adalah perasaan yang dirasakan saat bersentuhan dengan kehidupan sekitarnya.             Salah satu bentuk karya sastra yang membicarakan manusia dengan segala perilaku dan kepribadiannya dalam kehidupan adalah novel. Membaca karya fiksi berupa novel berarti kita menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasaan batin, memberikan kesadaran mengenai gambaran kehidupan dan belajar untuk menghadapi masalah yang mungkin  akan kita  mengenai gambaran  kehidupan  dan belajar  untuk menghadapi masalah yang mungkin akan kita alami.

Makalah Mengkaji Puisi “Membaca Tanda-Tanda”

Oleh Adisan Jaya BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Puisi sebagai salah sebuah karya seni dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji jenis-jenis atau ragam-ragamnya, mengingat bahwa ada beragam-ragam puisi. Begitu juga, puisi dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang sejarahnya, dari waktu ke waktu puisi selalu ditulis dan selalu dibaca orang. Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan, perkembangan. Hal ini mengingat hakikatnya sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan pembaharuan (inovasi) (Teeuw, 1980).  Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya (Riffaterre, 1978). Meskipun demikian, orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bah

Makalah Analisis Citraan dalam Puisi WS Rendra

Oleh Adisan Jaya BAB I PENDAHULUAN 1.2         Latar Belakang Sastra merupakan ciptaan manusia yang memiliki ciri yang khas karena penyair berhak ingin menjadi apa saja dalam karyanya. Sastra merupakan kegiatan kreatif yang dihasilkan oleh seorang seniman dalam bentuk karya yang fundamental, baik itu dalam bentuk prosa, drama dan puisi sehingga penikmat atau pengapresiasi mampu membedakan jenis dan karekteristrik karya itu sendiri. Puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya, dalam bentuk teks yang dinamakan puisi. Masalah kehidupan yang disuguhkan penyair dalam puisinya tentu saja akan sekedar refleksi realitas (penafsiran kehidupan, rasa simpati kepada kemanusiaan, renungan mengenai penderitaan manusia dan alam sekitar) melainkan juga cenderung mengekspresikan hasil renungan penyair tentang dunia metafisik, gagasan-gagasan baru a

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

Gambar
Oleh Anis Dwi Winarsih     1.       Klimaks Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan. 2.       Antiklimaks Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun. Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya 3.       Paralelisme Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris  atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang 4.       Antitesis Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya. Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa. Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai 5.       Epizeuksis Adalah repetisi yan

Analisis Bunyi dalam Puisi Karya Sutardji Calzoum Bahri

2.1 Pengertian Bunyi             Dalam puisi, bunyi bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi ini erat hubungannya dengan anasir-anasir musik, misalnya lagu, melodi, irama dan sebagainya. Menurut kamus istilah sastra (Laelasari,2006:58) Bunyi merupakan nada, laras, suara yang ditangkap atau diterima oleh alat indera, terutama alat-alat bicara. Contoh:                         Batu Belah Rang....rang....rangkup Rang....rang....rangkap Batu belah batu bertangkup Ngeri berbuni berganda kali                                                             (Amir Hamzah) 2.2 Unsur-Unsur Bunyi Ada tiga ciri umum puisi, yang pertama adalah pola bunyi atau rima. Rima adalah penataan unsur bunyi yang ada dalam kata. Penataan ini berupa pengulangan bunyi yang sama pada satuan baris atau pada baris-baris berikutnya dalam bait. Contohnya puisi lama seperti pantun dan syair, pola bunyi sifat

Puisi Pejabat dan Konglomerat

By: Nayla Anggun Melanie Putry Wahai engkau pejabat dan konglomerat Kau lumat hasil rakyat Kau manjakan perut hingga sekarat ... Penuh nikmat Kau telan hasil demokrat Dimana letak otakmu Dimana letak nalurimu Yang pintar dan jitu Bila kau tak melihat kaum di bawahmu Kau beri janji Semanis gula dimuka bumi Kau beri angan Sehingga mereka melayang Kini kau duduk dikursi Tanpa menghiraukan mereka lagi Memegang sebuah ambisi Demi kenikmatanmu sendiri Masihkah kau manjakan Perut dan ambisimu yang besar Hingga lalai dan ingkar Pada janji yang kau ucapkan Kami yang di jadikan sebagai bahan tindasan  Sumber:  http://www.facebook.com/media/set/?set=a.166024643428158.34954.100000618706317&type=3#!/Kumpulan.Puisi.Cinta/posts/10150973098553361

PUISI INILAH DIRIKU

aku mencoba tuk berdikari... aku mencoba tak membutuhkan kalian... aku mencoba optimis dengan apa yang ku hadapi... karena aku adalah aku bukan kalian... meski kamu monster... meski kamu presiden... meski kamu preman... meski kamu pengemis... aku tidak kan peduli...dengan apa yang kau katakan... karena... kalian hanya kutu busuk yang berkeliaran aku tidak takut... aku percaya dengan jiwa..hati..dan perasaan ku... karena aku adalah aku bukan kalian...

PUISI CURHAT DARI SAHABAT YANG TAK DIANGGAP

Mengiris hati... seorang remaja bercerita pada ku tentang sahabat dalam hidupnya...

PUISI KAYA Vs MISKIN

Jam 10.15 PM... Orang kalangan atas,,, bergabung dalam uforia fasilitas istananya...!!! Tapi...  kalangan bawah... masih mengais rupiah agar bagaimana anak-anaknya bisa makan esok... banting tulang...tidak ada kata istrahat,tdk ada kata cukup!! Karena air mata anaknya, adalah bencana menakutkan yg tak ingin ia rasakan. Ya begitulah... ganasnya kehidupan ditubuh ibu pertiwi ini. Akhirnya yang "Kaya di AGUNG-AGUNGKAN dan yang MiSKIN di INJAK-INJAK..." #Fenomal + Tragis...

PUISI BERBINCANG DENGAN NENEK TUA

Tadi siang pas pulang kuliah seperti biasa kalau nggak bawa motor aku melewati si jembatan gantung tidak ada yg beda...mengalir biasa seperti hari2 sebelumnya. Tapi seketika, mata ku tertuju pada seorang nenek dengan baju compang-campingnya Aku lekas menghampirinya degan tangan yang ku masukkan ke kantong celana... maksud ku mengais secercah rupiah yg ada didalamnya "Aku bukan pengemis nak..." cetus nenek itu mengagetkan ku Saat itu aku tersadar, jangan melihat orang dari penampilannya Ternyata pejabat yg duduk dikursi empuk dengan ruangan fasilitas tingkat tinggi  ternyata jauh lebih bermoral dan mulia  rakyat kumuhnya Mereka hanya pandai mengobral janji. Lantas apa yg masih kita harapkan? #RENUNGKAN!!