Postingan

CERPEN: JILBAB DI TEMPAT PROSTITUSI

Gambar
Oleh Anis DW Langit hitam kelam terasa semakin menemukan keindahannya saat dihiasi beribu bintang. Beribu bintang yang selalu menawarkan keanggunannya dalam setiap kerlipannya. Rasanya tak cukup hanya sejuta bintang yang membuat malam begitu indah. Namun, ada bulan yang senantiasa memantulkan cahaya surya bagi alam ketika surya tak lagi menyinari di kala gelap. Bulan dan bintang itu bagaikan sisi mata uang yang selalu melengkapi. Bintang seakan tak pernah hidup tanpa adanya bulan, begitu pun bulan.             Keindahan malam itu seakan mendukung kehidupan di sekitar rel kereta api Kertowono. Letaknya tak jauh dari pusat ibu kota. Setiap malam, banyak wanita mengadu nasib di tempat ini. Mereka berlalu-lalang dengan memakai pakaian yang serba mini menontonkan keelokan tubuhnya.   Rambut yang terurai semakin menambah keelokannya. Pemandangan malam tak hanya berhenti di situ saja, tetapi kaum adam dengan

CERPEN: TENGAH MALAM

Gambar
  Karya Adisan Jaya Bulan cermin malam, bintang pelita gulita. Terisi dalam toples kemunafikan. Samar-samar antara aku dan kamu, antara kenduri jadi duri. Oh...sembiluan daku, hiruk-pikuk roh bernyawa, boyongi monofobia malam. Analogi jiwa tak mungkin, resah teraduk memimpin. Glosarium tanpa kata, memuat makna tanpa abjad. Oh...bulan masihkah jadi bulan? Bintang masihkah jadi bintang? Pertanyaan itu terus mengusik malamku. “ Wahai jiwa yang dipenuhi cinta, berhentilah menghantuiku!”, teriakku disaksikan bulan dan bintang yang tetap membisu, disokongi rumput-rumput yang anestesi akan keresahan yang menderu. “ Kenapa kau masih terus memanggilku Mas’ud?”. Tiba-tiba muncul suara yang berdengung dari langit, dengan wajah yang samar-samar tapi sepertinya aku kenal suara itu. “ Apa? Kau masih bertanya, kenapa aku memanggilmu?”, jawabku sinis. “Berjuta huruf, kata dan kalimat aku lontarkan, kau masih saja bertanya kenapa aku masih memanggilmu?” “Kau tetap saja seperti ini M

ANALISIS PERBANDINGAN NOVEL BUMI MANUSIA DAN ORANG-ORANG PROYEK BERDASARKAN TEORI POSKOLONIAL

Gambar
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebuah karya fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya. Dalam menuangkan imajinasinya yang berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan, pengarang juga memasukkan unsure hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia. Penyelesaian pengalaman kehidupan yang akan diceritakan tersebut, tentu saja bersifat subjektif . Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Walaupun berupa khayalan, tidak benar jika fiksi diangggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Karya fiksi meliputi novel, cerpen, r

SEPUCUK SURAT

Gambar
  (Dari orang yang tak kau kenal) Oleh Adisan Jaya Hai kau bidadari yang merasuk ke relung jiwa! Taukah kau bahwa hati tidak pernah berbohong? Tahukah kau bahwa pernah berkali sebatang jarum menusuk tak berbekas? Namun dikala cahaya rembulan yang terpancarkan dari bola matamu redup ketika menjurus padaku, saat itulah aku hidup seakan telah lama mati. Sirnakan khayalan tingkat tinggi yang sempat meluncur jauh di angkasa. Takut namun berharap.   Sudahilah menghantuiku wahai jiwa yang bening, karena itu kan jadi nuansa sesalku. Ya, dikala nanti aku menyesal, itu akan jadi penyesalan abadi dalam hidupku, karena terlalu berambisi mengenalmu. Hai kau anugrah Tuhan terindah yang hanya ku sapa lewa sepeucuk surat semu! Jangan tunjukkan