Modul 1.3.a.3. Mulai dari Diri - Visi Guru Penggerak: Imajiku Tentang Murid di Masa Depan (Karya 1)

Untuk membantu saya dalam memaknai bagaimana pentingnya visi tentang murid, saya membuat “lukisan” dalam bentuk Puisi. Puisi ini berjudul “Imajiku tentang Muridku

di Masa Depan”. Di sini saya gambar mengenai murid seperti apa yang saya dambakan. Gambaran lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid seperti apa yang saya cita-citakan. Gambaran situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita saya. Bebaskan diri untuk ‘melukis’ masa depan sekolah menurut Anda.

Lukisan mengenai mimpi tentang murid di masa depan ini mendatangkan perasaan bahagia dalam diri sebagai guru. Lukisan yang saya buat sesungguhnya adalah visi yang menggambarkan seperti apa layanan dan lingkungan pembelajaran di masa depan yang akan kita berikan pada murid kita. Ketika kita menggambar visi, maka akan muncul keyakinan dalam diri untuk mewujudkannya. Akhirnya, kita terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga terjadi upaya perbaikan dan perubahan yang berkesinambungan.

KARYA 1

Imajiku tentang Muridku di Masa Depan

 


SAJAK: IMAJI TENTANG MURIDKU DI MASA DEPAN

Oleh Adisan Jaya

 

Rangkaian imaji ini menuju capaian pengharapan

Tentang anak-anak menjadi manusia merdeka di masa depan

Telah aku desain semua

Lewat filosofi Ki Hadjar Dewantara

Merangkai akronim jadi bermakna

“Mau jadi apa kau di masa depan, nak?”

Mari kita lukis semua di kanvas kosong

Sebagai penunjuk arah

Agar kau jadi manusia bergairah

Belajar sepanjang hayat dengan seragam Pancasila

beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

dan berakhlak mulia, 

berkebinekaan global mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya

tetap berpikiran terbuka

tanpa menolak perkembangan dunia

bergotong royong membantu sesama

menjadi manusia mandiri harapan bangsa

bernalar kritis dan kreatif dalam berkarya

Jika kelak aku lapuk di makan usia

Jika ilmu yang kau terima hanya jadi hidangan pahit di kala lapar

Jika nasihat ku hanya jadi garam di tengah kehausan

Biarkan tali dosa melilitku

Aku tak ada maksud apa-apa, nak

Hanya ingin kau jadi manusia

Gapai mimpi dan angan mu

Baju dan seragam bagus yang kelak kamu pakai

Dokter, tentara, polisi, anggota dewan hingga presiden

Atau ada yang jadi guru pula

Jika di jalan aku engkau temui

Mata rabun sudah tak mampu mengenali

Jangan engkau palingkan muka mu

Sapalah…

Nak, pada mu aku gariskan harap

Akan aku rawat dengan hangatnya dekap

Menjadi pelita di gelapnya cakrawala

Penuntun menuju batas kelana

Simpan mawar ini sebagai tanda cinta

Nak, bahagialah…

 

(Bima, 25 November 2021)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH: AKAD (Fiqh Muamalah)

Kapatu Mbojo (Pantun Bima)

SUBDISIPLIN LINGUISTIK