Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara | Guru Penggerak
1.
Intisari
pemikiran Ki hajar dewantara tentang pendidikan
Tujuan
dari pendidikan adalah memerdekakan. Merdeka berarti setiap orang bisa memilih
menjadi apa saja.
Menurut Ki Hadjar Dewantara hakikat pendidikan adalah suluruh daya upaya yang
dikerahkan secara terpadu untuk tujuan memerdekakan aspek lahir dan batin manusia. Pengajaran dalam pendidikan dimaknai sebagai upaya anak didik berkembang menjadi manusia dewasa dan bijaksana.Selain
itu harus pula ditekankan mengenai pendidikan budi pekerti. Budi pekerti ini
menjadi landasan peserta didik untuk mencapai kemerdekaan sebagai manusia
beradab.
Ada juga nilai-nilai kemanusiaan yang harus ditanamkan yaitu kasih sayang, persaudaraan, kejujuran, kesopanan, dan penghargaan pada kesetaraan derajat manusia.
2.
Proses
Pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pada bagian ini saya menyimpulkan Ada 6
proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu:
a)
Pendidikan memerdekakan dan
berorientasi pada peserta didik
b)
Berfokus pada proses yang dilakukan
oleh siswa bukan pada hasilnya
c)
Menjadikan pembelajaran sesuai dengan
perkembangan zaman
d)
Membangun
semangat dan memberikan dorongan di setiap aktivitas peserta didik
e)
Menanamkan
nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti
f) Pendidik sebagai penuntun proses pengekspresian potensi peserta didik agar terarah positif
3.
Apa yang akan
dilakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat
terwujud?
Seperti petuah Ki hadjar Dewantara: Pendidikan
adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Kita sebagai pendidik diibaratkan
seperti petani yang sabar dan ikhlas merawat tanamannya agar tumbuh dan berbuah
dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda pula perlakuannya. Artinya
bahwa kita sebagai pendidik harus mampu meracik metode pembelajaran untuk siswa
yang berbeda-beda yang orientasinya pada siswa.
Pendidik
harus memberikan kebebasan anak didik untuk mengeksplorasi ide, berekspresi
secara kreatif, mengembangkan bakat dan minatnya, demi tercapainya cita-cita
merdeka belajar. Sementara itu pendidik tetap berperan sebagai penuntun proses
pengekspresian potensi-potensi diri peserta didik agar terarah positif dan
tidak desktruktif.
Peran pendidik tersebut tercermin dalam tiga semboyan pendidikan yang diterapkan, Ing ngarsa sung tuladha yang berarti pendidik adalah memberi teladan di depan, ing madya mangun karsa yang bermakna menyemangati dan memotivasi di tengah-tengah anak didik dan tutwuri handayani yang berarti mendukung serta memberi dorongan dari belakang.
4.
Pemikiran
ki hajar dewantara yang saya terapkan
Pandemi
“memaksa” pendidik harus menggunakan cara baru, melakukan akselerasi adaptasi
pengajaran menggunakan teknologi demi menunjang pembelajaran jarak jauh untuk
anak didiknya. Saya mulai berinovasi membuat media-media yang menyenangkan bagi
peserta didik dan mereka bebas berekspresi dengan tugas-tugas yang diberikan.
Misalnya pada mapel Bahasa Indonesia yang saya ajarkan, yaitu materi membaca
puisi, dimana peserta didik diberikan ruang berekspresi menyampaikan suka
dukanya mengikuti pembelajaran saat pandemi lewat rekaman video, dan
Alhamdulillah siswa antusias dan terlihat mereka mampu menyusun diksi yang
menarik dan indah untuk didengarkan.
Inti
dari semua ini adalah kita sebagai pendidik harus berani membuat perubahan ke arah
yang lebih baik, sekaligus menjadi penggerak perubahan itu.
Komentar