CONTOH: ANALISIS SWOT DI SEKOLAH


Tujuan Penugasan
:

Pesertamampumenganalisis SWOT daristudikasussesuaidenganjenjang yang diberikan.

 Petunjuk Penugasan:

1.   Kerjakan secara berkelompok (4 atau 5 orang).

2.   Lakukan analisis SWOT didasarkan pada kasus yang diberikan

3.   Selanjutnyalakukanpenyusunanstrategi WO, ST, WT dan SO

4.   Tuliskanhasilanalisisdanpenyusunanstrategipada format yang tersedia

5.   Presentasikanhasildiskusianalisis SWOT kelompokSaudara(15 menit)

6.   Nilai karakter yang diamati dalam mengerjakan tugas LK-01ini adalah kemandirian (subnilai kreatif dan teguh prinsip), integritas (subnilai tanggungjawab), dan gotong royong (subnilai kerjasama dan aktif berdiskusi).

Penilaian

RentangNilai

Rubrik

86 – 100

Semua jawaban  tepatdalammelakukananalisis SWOT danStrategiyang ditentukan

76 – 85.99

Semua jawaban  tepatdalammelakukananalisisSWOT dan Strategi yang ditentukanbelumtepat

66 – 75.99

Semua jawaban  tepatdalammelakukananalisis SWOT dan belummenentukanStrategi

0 – 65.99

Semua jawaban belumtepatdalammelakukan analisis SWOT dan Strategi yang ditentukan

 

Soal kasus untuk analisisSWOT

Sekolah Dasar (SD)

SD Permata terletak di pinggir kota kecamatan yang masyarakatnya mendukung terhadap sekolah. Sekolah ini memiliki lahan yang cukup luas. Sekolah ini terus berusaha meningkatkan kualitas terkait dengan delapan standar nasioanl pendidikan (SNP) yang diberlakukan oleh pemerintah. Guru sudah terbiasa memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Kepala SD Permata dikenal mempunyai kepribadian yang baik. Program sekolah selalu mendapat dukungan positif dari komite sekolah. Sarana yang dimiliki sekolah cukup memadai untuk mendukung proses pembelajaran, tetapi rata-rata siswa belum menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif. Guru masih jarang menggunakan lembar pengamatan untuk memantau proses pembelajaran. Walaupun sudah diprogramkan, remedial dan pengayaan belum berjalan dengan baik

 

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah diketahui hal-hal sebagai berikut:

1.      Guru mempunyai semangat dan disiplin yang tinggi

2.      Kerja sama antarguru cukup tinggi

3.      Adanya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yangmengancam sekolah

4.      Orang tua siswa sebagian besar buruh

5.      Sekolah memiliki nilai akreditasi B

6.      Dana BOS sudah terkelola dengan baik

7.      Guru jarang mengembalikan hasil pekerjaan siswa

8.      Penentuan KKM tidak berdasarkan ketentuan

Taman Kanak-Kanak (TK)

 

TK Negeri Pembina 2 berdiripadatahun 1996, terletak di tengahkotadansudahcukupdikenalmasyarakatatasprestasi yang dicapai. PadaTahunPelajaran 2015/2016 TK inisudahmelaksanakanKurikulum 2013 dantelahmenyusunperangkatpembelajaranolehseluruh guru.Saatpelaksanaanpembelajaran, kepalasekolahmenemukan guru yang masihmengajardenganmetodekonvensioal, belummengikutiperkembanganzaman; denganbelajardariberbagaisumber, danbelummemanfaatkaninformasihasilpenilaiandanevaluasipembelajaranuntukmeningkatkankualitaspembelajaran.

 

HasilWawancara:

1.     Prestasikepalasekolah

2.     Guru belummenguasaiberbagaiteoribelajar

3.     Dukungankomitesekolahsangatbaik

4.     Guru masihdiskriminatifterhadappesertadidik

5.     Sebagianbesar orang tuapesertadidiksebagaiburuhtani yang berpenghasilanrendah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

SMP Putra Arjuna berdiri di atas sebidang tanah yang memiliki luas sekitar 2 hektare di Kota Baraya. Sekolah ini terletak di pinggir kota, namun akses ke sekolah ini sangat mudah karena terletak di pinggir jalan raya yang sering terjadi kecelakaan. Pepohonan banyak tumbuh di halaman sekolah. Hal ini membuat udara di lingkungan sekolah menjadi segar dan membuat nyaman warga sekolah. Setiap kelas memiliki taman yang terletak di depan masing-masing kelas.

Siswa sekolah itu kebanyakan berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah yang kebanyakan bekerja sebagai buruh tani. Tidak jauh dari sekolah terdapat banyak perusahaan BMUN seperti PLN, BNI, dan BRI, yang mendukung sekolah. Pembelajaran IPA terpadu di sekolah hanya teori. Hal ini terjadi karena alat praktikum kurang dan banyak yang rusak.  Koleksi buku pelajaran yang tersedia di perpustaan masih kurang. Sejak tahun 2015 penyusunan RKS/RKAS mempertimbangkan skala prioritas.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi sebagai berikut:

 

1.   Animo masyarakat untuk menyekolahkan anak di sekolah tersebut cukup tinggi

2.   Kepala sekolah memiliki kompetensi yang sangat baik

3.   Beberapa kelas belum memiliki jaringan listrik

4.   Media yang digunakan guru dalam pembelajaran masih sedikit.

 

Sekolah Menengah Atas (SMA)

SMA Permata berada di pusat Kota Nusantara dengan lahan yang cukup luas. Sekolah ini mendapat Adiwiyata Nasional dan sedang berupaya mandiri. Lingkungan sekolah terawat dengan baik sehingga terlihat bersih dan asri.  Sekolah ini dipimpin oleh kepala sekolah yang berpengalaman.

Pak Imron selaku kepala sekolah bertekad memajukan prestasi sekolah dengan meningkatkan proses pembelajaran guru yang masih kurang baik dalam penguasaan metode maupun pengelolaan kelas. Beliau merencanakan supervisi akademik secara rutin sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi sebagai berikut:

1.   Masyarakat baik mendukung kebijakan sekolah

2.   Sebagian besar orang tua siswa berpenghasilan rendah 

3.   Pemahaman tentang penilaian proses kurang terutama pada ranah sikap dan keterampilan

4.   Pembelajaran guru masih monoton

5.   Guru  kurang menggunakan media pembelajaran

6.   Kemampuan guru menyampaikan apersepsi rendah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

SMK Mahir merupakan salah satu SMK Adiwiyata Nasional yang terletak di tengah kota. Sebagian besar guru sudah menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), namun ada sebagian guru belum menguasai TIK. Bahkan, salah satu guru memiliki prestasi di tingkat provinsi. Ketersediaan sarana TIK cukup memadai, sehingga mendukung kelancaran proses pembelajaran di kelas. Sebagian besar tenaga kependidikan masih honorer yang kurang menguasai pekerjaan. Gaji guru dan tenaga kependidikan ditangani oleh seorang bendahara lulusan SMP. Banyak kegiatan administrasi yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kependidikan.

Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi sebagai berikut :

1.  Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK tersebut cukup tinggi

2.  Masyarakat mendukung program sekolah dengan baik

3.  Bupati/Walikota melarang menarik uang iuran/sumbangan apapun dari orang tua

4.  Kepala TU tidak bisa bekerja sesuai dengan tupoksinya

5.  Hampir semua pekerjaan administrasi, khususnya yang berhubungan dengan teknologi informasi dan urusan kepegawaian, ditangani dan diselesaikan oleh guru

6.  Sumber dana sekolah berasal dari dana BOS dan komite sekolah, serta telah dikelola dengan baik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


FORMAT ANALISIS SWOT

Kelompok                     :      1 (Diponegoro)

Jenjang                         :      SD / SMP

Nama Anggota Kelompok      :

1.    Petrus Suwardi           B 21

2.    Bambang                      B 12

3.    Ridwan                         B 02

4.    Husni                            B 30

5.    Efendi                           B 31

 

1.    Faktor  Internal

a.    Strenght (Kekuatan)

1.    Guru dan siswa mempunyai semangat dan disiplin yang tinggi.

2.    Hubungan yang baik antara guru dan guru ataupun antara guru dan siswa .

3.    Sekolah memiliki akreditasi A

4.    Pendekatan/metode mengajar guru yang barvariasi.

 

b.    Weakness (Kelemahan)

1.    Guru jarang menggunakan media pembelajaran

2.    Guru jarang mengembalikan pekerjaan siswa

3.    Penentuan KBM tidak berdasarkan ketentuan

 

2.    Faktor  Eksternal

a.    Opportunity (Kesempatan)

1.    Dukungan komite sekolah sangat baik.

2.    Masyarakat menunjang kebijakan sekolah.

 

b.    Threats (Ancaman)

1. Persaingan siswa yang ingin masuk kejenjang yang lebih tinggi ( SMP ).

2. Sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani.

3. Ada pihak lain yang merong rong pihak sekolah.

 

FAKTOR

STRENGTH (S)

WEAKNESS (W)

INTERNAL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

EKSTERNAL

 

1.    Motifasi guru dan siswa tinggi

2.    Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa.

3.    Pendekatan,method mengajar guru yang berfariasi

4.    Methode mengajar guru yang bervariasi

 

1.  Rekrutmen guru dan staf tidak sesuai kebutuhan dan bernuansa kekeluargaan

 

2.    Sebagian guru honorer mengajar di tempat lain

OPPORTUNITY (P)

STRATEGI SO

STRATEGI WO

 

1.    Dukungan pemerintah

    Untuk memberikan bant

    Uan sarana prasa rana.

2.    Kesesuaian sarana prasarana sekolah yang sesuai dengan perkembangan

3.    Tuntutan orang siswa atau masyarakat terhadap kelulusan berkualitas

 

1.    Terus memotivasi siswa dalam KBM dengan dukungan pemerintah dalam melengkapi sarana prasarana.

2.    Terus hubungan baik guru dan siswa diiringi dengan  imtaq dan iptek.

 

 

1.   Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk tidak hanya memperhatikan sarana dan prasarana tetapi pengadaan tenaga pengajar mumpu juga.

2.   Adanya kemampuan orang tua siswa untuk pembiayaan sekolah yang lumayan mahal dapat dijadikan donator dalam hal perbaikan gedung sekolah.

THREATS (T)

STRATEGI ST

STRATEGI WT

 

1.   Banyak persaingan lulusan yang terjadi antar sekolah untuk masuk ke SMP.

2.    Belum ada guru husus unuk mengajar mata pelajaran tertentu

 

1. Selalu berusaha dan bekerja keras untuk menjadi yang terbaik disegala bidang baik itu guru, siswa dalam rangka persangian dengan sekolah lain

2. Terus berkreatifitas dan berinofasi dalam KBM.

 

Menerima tenaga guru dengan fair melalui tes masuk jika ingin bersaing dengan sekolah lain, baik segi TIK, lulusan dan ekstrakurikuler, karena kualitas guru adalah cerminan kualitas siswa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH: AKAD (Fiqh Muamalah)

Kapatu Mbojo (Pantun Bima)

SUBDISIPLIN LINGUISTIK