CERPEN: LUKISAN ATISAM (AKU NAMPAKNYA JATUH CINTA)

Ku mainkan kuas di atas kanvas ini. Sembari memejamkan mata aku hayati benar-benar. Sketsamu yang samar ku reka. Ku koneksikan saraf dalam raga, untuk menumpahkan bayangmu yang akhir-akhir ini menghantui. Kemudian ku tumpahkan indahmu dengan tinta ini. Tapi sedikit sulit memang, karena indah dalam dirimu tak mampu tergambarkan oleh tinta-tinta murahan ini.
Entah kenapa neuron terus memacu untuk membayangkanmu. Semuanya
begitu mudah terlukiskan dalam benakku, entah ini karena rasa yang begitu dalam tersimpan atau aku pemuja setiamu, dan aku tak mau kau tahu itu semua. Jangan sampai engkau tahu, jangan sampai engkau tahu, dan benar-benar jangan sampai kamu tahu itu, yang pada akhirnya aku akan menjauh dari mata beningmu. Karena aku merasa menjadi pria yang tak tahu diri, mencintai dirimu seorang wanita yang begitu sempurna bagiku, laksana bidadari yang Tuhan turunkan ke bumi.
Matamu yang bening, alis mu yang melengkung indah, hidung imut yang tak tampak mancung juga tak tampak pesek, telinga mu seperti kelopak melati, bibirmu yang sexy sedikit ku tambahi dengan senyum malu-malumu yang kian menegaskan bahwa parasmu tak pernah sayu. Dan lagi, aku tak pernah melihat kekuranganmu, lekukan tubuhmu begitu sempurna, malu sebenarnya ku sebut namamu dalam tulisan ini, ah ku teruskan saja, mulai ku coreti dirimu, ku usahakan sesempurna yang ada dalam rupamu.
Malampun kian larut, aku bertekad untuk menyelesaikan malam itu juga. Namun tangan nampaknya mulai menunjukkan kejenuhannya, ia mulai lemas dan tak berdaya, tapi ini sebuah karya yang tak ternilai harga dan keindahannya. Ya, ini benar! Dia ini wanita yang taburkan berjuta cahaya dalam sudut gelap hidupku. Jleb..jleb..jleb…ku olesi terakhir, “sempurna!!” Teriakku dikeheningan malam itu. Ku pandangi mahakarya ku yang begitu indah ini. Aku pun mulai berandai-andai, berharap lukisan ini menjelma menjadi Atisam yang sebenarnya. Ah! Rasa lelahku akhirnya terbayar sudah. Ketika mataku tak sanggup lagi untuk terbuka, cling..!! Aku sedikit kaget, karena ada yang aneh dengan lukisan ku ini, senyumnya yang sedikit malu-malu malah makin lebar, matanya mulai berkedip, cling..!! Ah tidak dia ternyata bisa bergerak, apakah tinta cat dan kuas ini ajaib?? Aku terheran-heran. Dengan mengejutkanku dia keluar dari kain kanvas itu seraya ingin memelukku, aku kaget bukan kepalang, mudah-mudahan ini bukanlah mimpi, kataku dalam hati.

Pagi aku terbangun, entah semalam aku berhalusinasi atau bagaimana, tapi cukup bahagia, karena bisa merasakan dekapan hangat Atisam si gadis pujaan. Ku lihat kembali lukisan itu, ia masih tersenyum malu-malu, mungkin menunggu aku menyatakan cinta, atau mungkin mengejek aku yang selalu berimajinasi berlebihan tentang dirinya. Tapi lukisan ini, cukup buat kamu sadar Atisam, bahwa ada seseorang yang mengagumi mu dan menyayangi mu lebih dari pria lain yang pernah kamu kenal. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH: AKAD (Fiqh Muamalah)

Kapatu Mbojo (Pantun Bima)