Selain
ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang
disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran,
kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dan lain-lain.
Semua
masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja
merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remaja lah masa depan bangsa
ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk
mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara
lain :
o Peran
Orangtua :
-
Menanamkan pola asuh yang baik pada anak
sejak prenatal dan balita
-
Membekali anak dengan dasar moral dan
agama
-
Mengerti komunikasi yang baik dan
efektif antara orangtua anak
-
Menjalin
kerjasama yang baik dengan guru
-
Menjai
tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan
yang sehat
-
Menerapkan
disiplin yang konsisten pada anak
-
Hindarkan
anak dari NAPZA
-
Bersahabat
dengan siswa
-
Menciptakan
kondisi sekolah yang nyaman
-
Memberikan
keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler
-
Menyediakan
sarana dan prasarana bermain dan olahraga
-
Meningkatkan
peran dan pemberdayaan guru BP
-
Meningkatkan
disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
-
Meningkatkan
kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
-
Meningkatkan
keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat
-
Mengadakan
kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
-
Menciptakan
kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik,
mental, spiritual dan sosial
-
Menghidupkan
kembali kurikulum budi pekerti
-
Menyediakan
sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan
bermain
-
Menegakkan
hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
-
Lokasi
sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
o Peran Media :
-
Sajikan
tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)
-
Sampaikan
berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
-
Adanya
rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus
untuk remaja
ü
Remaja dan Perilaku Hidup Sehat
Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja: Mengerti tujuan hidup, Memahami faktor penghambat maupun
pendukung perkembangan kematangannya, Bergaul dengan bijaksana, Terus menerus memperbaiki diri. Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang
handal dan sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan
harapan, dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang
berkembang pada setiap remaja antara lain fisik, intelektual, emosional,
spiritual. Kecepatan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
-
Fisik
35%
-
Intelektual
20%
-
Emosional
30%
-
Spiritual
15%
Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor
lainnya berkembang tidak sama besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah
yang menimbulkan kejanggalan dan berpengaruh terhadap perilaku remaja.
Bagaimana seseorang remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta
hubungannya dengan orang lain termasuk orang tua dan pembina? Kadangkadang ia
ingin dianggap sebagai anak-anak, orang dewasa, orang lain dianggap sebagai
orang tua, teman. Hubungan dirinya dengan orang lain dianggap bersifat:
-
Otoriter
------- demokratis
-  :
Tertutup
------- terbuka
-
Formal
------- informal
Semua tersebut di atas dalam keadaan "dalam
perjalanan menuju" Sehingga dapat dilih`t segalanya masih dalam proses dan
tidak berada dalam kutub atau masa anak-anak ataupun kutub atau masa dewasa. "Dalam perjalanan menuju"
ini yang menonjol adalah:
-
Fisik
yang kuat
-
Emosi yang cepat tersinggung
-
Sering mengambil keputusan tanpa
berfikir panjang
Pertimbangan agama,
falsafah, ataupun tatakrama hanya kadang-kadang saja dipakai Dan "Dalam
perjalanan menuju" yang paling penting diketahui oleh remaja
adalahbagaimana remaja dapat berproses :
-
Menuju fisik yang ideal
-
Menuju emosi kelakian ataupun kewanitaan
yang utuh
-
Menuju cara berfikir dewasa
-
Menuju mempercayai hal-hal yang agamais,
bersifat falsafah dan bersifat tatakrama
Sumber: Google
0 Komentar