Garuda di Dada Ayah Rudi Oleh Adisan Jaya Fajar nampaknya menyambutku dengan senyum cerahnya, kian detik kian mekar... Diiringi alunan nyanyian burung-burung bersenandung dengan indahnya, membuatku terbawa kedalam nada-nada syahdu. Meski sedikit terganggu dengan pasukan ayam yang mulai berpidato dengan celotehannya. Tapi aku cukup menikmati, karena kupu-kupu bersolek di depan ku, mencoba menyemprotkan bingkai baru dengan penuh warna. Ah...indah tak terkira, hingga menghabiskan kata-kata yang ku tabung selama ini. Kata-kata yang sengaja disimpan karena kecewa dengan keadaan yang tak sepaham denganku. Pagi ini aku memulai seperti hari biasa, minum teh sambil baca koran diatas kursi roda yang sedikit membatasi gerakku, tapi aku coba nikmati sepenuh hati. Mataku mulai merangkak diatas ribuan huruf yang ku rangkul dengan sedikit was-was, ku perhatikan satu persatu seakan tak ingin satu rangkai katapun terlewati. “Tik!” tiba-tiba kedipan mataku tertunda, nampaknya ada satu hal y