Mengenali Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)

 Bapak/Ibu guru, sebagai seorang guru, Bapak/Ibu guru perlu merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan keberagam peserta didik. Selain menargetkan tercapainya tujuan pembelajaran, Bapak/Ibu guru juga perlu mempertimbangkan pengembangan aktivitas yang membuat peserta didik belajar dengan nyaman.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan pada situasi ini adalah pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). Pendekatan ini mengintegrasikan kebiasaan, karakteristik, pengalaman, dan perspektif peserta didik sebagai alat untuk pembelajaran yang lebih baik. Pendekatan ini menjadi suatu cara untuk membekali guru dalam mengajar peserta didik di lingkungan yang berlatar belakang budaya berbeda-beda. Dimana budaya yang beragam ini berperan sebagai filter untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan akademis yang diharapkan dipelajari peserta didik di sekolah, serta meningkatkan pengembangan pribadi, sosial, budaya, dan kewarganegaraan mereka.

Pada pendekatan ini, guru perlu menggunakan keterampilan kesadaran multikultural yang kritis. Kesadaran multikultural ini menjadi sentral ketika guru harus berinteraksi dengan peserta didik dari budaya lain. Kesadaran multikultural dapat digunakan guru untuk menguji secara objektif terkait nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan persepsi mereka sendiri. Refleksi kritis ini akan memberikan guru pemahaman, kepekaan, dan apresiasi yang lebih besar terhadap sejarah, nilai-nilai, pengalaman, dan gaya hidup budaya lain. Kesadaran multikultural juga dapat membantu guru memiliki keterampilan interpersonal yang baik dan membantu guru untuk lebih efektif menantang stereotip dan prasangka (Aceves & Orosco, 2014). Dengan kata lain, selain untuk pencapaian akademis, pendekatan CRT diterapkan untuk dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CRT menurut Gay (2000) adalah sebagai berikut ini.

1.    Identitas diri peserta didik: peserta didik diajak untuk mengenal identitas budayanya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan;

2.    Pemahaman budaya: peserta didik mengkonstruksikan pemahaman budaya dengan ilmu pengetahuan baru yang diperoleh dari berbagai sumber;

3.    Kolaborasi: peserta didik bekerja dalam kelompok untuk membahas konsep dan perspektif budaya;

4.    Berpikir kritis untuk refleksi: peserta didik membandingkan hasil diskusinya dengan teori yang ada dengan bimbingan guru; dan Konstruksi transformatif: peserta didik menyajikan pemahaman mereka melalui sebuah proyek

 

Meningkatkan Kualitas Pengajaran dengan Culturally Responsive Teaching

 

Definisi Culturally Responsive Teaching

Culturally Responsive Teaching adalah pendekatan pengajaran yang memperhatikan keberagaman budaya dan latar belakang siswa dalam proses pembelajaran. Konsep ini melibatkan penggunaan strategi dan teknik pengajaran yang mencerminkan keberagaman siswa, serta memperhitungkan perbedaan budaya dalam cara siswa belajar. Dalam praktiknya, guru yang menerapkan Culturally Responsive Teaching akan memastikan bahwa materi pelajaran yang disampaikan mencakup berbagai perspektif budaya, dan mereka juga akan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan menghargai keberagaman siswa.

Mengapa Guru Perlu Memahami Culturally Responsive Teaching?

Culturally Responsive Teaching adalah konsep yang sangat penting bagi guru untuk dipahami karena dapat membantu mereka dalam memberikan pengajaran yang lebih efektif dan relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang budaya. Dengan memahami konsep ini, guru dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami kebutuhan dan keunikan siswa dari berbagai latar belakang budaya, sehingga mereka dapat merancang pengajaran yang lebih inklusif dan menarik bagi siswa.

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Culturally Responsive Teaching dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa dengan mengintegrasikan budaya dan pengalaman siswa ke dalam pembelajaran. Dengan memperhitungkan perbedaan budaya dalam cara siswa belajar, guru dapat merancang pengajaran yang lebih menarik dan relevan bagi siswa. Selain itu, dengan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan menghargai keberagaman siswa, guru juga dapat membantu siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Culturally Responsive Teaching dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan dan keunikan siswa dari berbagai latar belakang budaya. Dengan memahami bagaimana budaya siswa memengaruhi cara mereka belajar, guru dapat merancang pengajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, dengan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan menghargai keberagaman siswa, guru juga dapat membantu siswa merasa lebih nyaman dan terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga mereka dapat mencapai potensi belajar mereka yang penuh.

Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Emosional Siswa

Culturally Responsive Teaching dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional siswa dengan mengajarkan penghargaan dan penghormatan terhadap budaya dan latar belakang siswa. Dengan memperkenalkan siswa pada berbagai perspektif budaya, guru dapat membantu mereka memahami dan menghargai perbedaan budaya. Selain itu, dengan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan menghargai keberagaman siswa, guru juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional seperti toleransi, empati, dan kerja sama yang penting untuk sukses di dunia yang semakin global dan beragam.

Meningkatkan Kepuasan Siswa dan Guru

Culturally Responsive Teaching dapat meningkatkan kepuasan siswa dan guru dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan menghargai keberagaman. Dengan memperhitungkan perbedaan budaya dalam cara siswa belajar, guru dapat merancang pengajaran yang lebih efektif dan relevan bagi siswa. Selain itu, dengan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan menghargai keberagaman siswa, guru juga dapat membantu siswa merasa lebih nyaman dan terlibat dalam proses pembelajaran, serta membantu mereka merasa dihargai dan diterima di lingkungan sekolah. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan siswa dan guru dalam proses pembelajaran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH: FORMAT PROGRAM SUPERVISI TENDIK

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X: TEKS ANEKDOT [Kurikulum Merdeka]

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X: TEKS LHO [Kurikulum Merdeka]

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X: TEKS HIKAYAT [Kurikulum Merdeka]