PUISI CINTA: UNTUK ATISAM
Oleh Adisan Jaya
Aku memujimu
Lewat sajak-sajak yang ku rangkai
Kata-kata ku pilih dengan hati-hati
Agar tampak indah bernada
Auramu gejolakkan api cinta
Kelap-kelip merona
Lewat buih-buih rasa yang sembunyi
Aku masih saja memainkan sajak
Berharap mata beningmu melihat
Suara merdumu melontarkannya
Ya itu harapanku
Yang hingga saat ini
Masih bergelut dengan rasa takut
Ketakutan yang seharusnya
bukan lagi milik mahasiswa semester atas
Ah, aku masih takut
Masih takut mengutarakannya padamu
Entah, hingga beruban kiranya
Aku masih sembunyikan ini
Tapi sejujurnya aku nikmati kegagapanku
Yang hingga kini
Indahmu selalu tentramkan jiwa
Meski aku bukan siapa-siapa bagimu
Tenang saja,
kamu masih dan selalu jadi
topik hangat di buku harianku
Biarkan aku membisu
karena gelora cinta yang kuat ini
Hingga nanti kau sadari
Lewat sajak ini
Tidak yang mampu tandingi
rasaku untukmu
Malang, 4 Juni 2014
Aku memujimu
Lewat sajak-sajak yang ku rangkai
Kata-kata ku pilih dengan hati-hati
Agar tampak indah bernada
Auramu gejolakkan api cinta
Kelap-kelip merona
Lewat buih-buih rasa yang sembunyi
Aku masih saja memainkan sajak
Berharap mata beningmu melihat
Suara merdumu melontarkannya
Ya itu harapanku
Yang hingga saat ini
Masih bergelut dengan rasa takut
Ketakutan yang seharusnya
bukan lagi milik mahasiswa semester atas
Ah, aku masih takut
Masih takut mengutarakannya padamu
Entah, hingga beruban kiranya
Aku masih sembunyikan ini
Tapi sejujurnya aku nikmati kegagapanku
Yang hingga kini
Indahmu selalu tentramkan jiwa
Meski aku bukan siapa-siapa bagimu
Tenang saja,
kamu masih dan selalu jadi
topik hangat di buku harianku
Biarkan aku membisu
karena gelora cinta yang kuat ini
Hingga nanti kau sadari
Lewat sajak ini
Tidak yang mampu tandingi
rasaku untukmu
Malang, 4 Juni 2014
Komentar