CERPEN: JILBAB DI TEMPAT PROSTITUSI
Oleh Anis DW Langit hitam kelam terasa semakin menemukan keindahannya saat dihiasi beribu bintang. Beribu bintang yang selalu menawarkan keanggunannya dalam setiap kerlipannya. Rasanya tak cukup hanya sejuta bintang yang membuat malam begitu indah. Namun, ada bulan yang senantiasa memantulkan cahaya surya bagi alam ketika surya tak lagi menyinari di kala gelap. Bulan dan bintang itu bagaikan sisi mata uang yang selalu melengkapi. Bintang seakan tak pernah hidup tanpa adanya bulan, begitu pun bulan. Keindahan malam itu seakan mendukung kehidupan di sekitar rel kereta api Kertowono. Letaknya tak jauh dari pusat ibu kota. Setiap malam, banyak wanita mengadu nasib di tempat ini. Mereka berlalu-lalang dengan memakai pakaian yang serba mini menontonkan keelokan tubuhnya. Rambut yang terurai semakin menambah keelokannya. Pemandangan malam tak hanya berhenti di situ saja, tetapi kaum adam dengan