RESENSI NOVEL “CINTA DI DALAM GELAS” ANDREA HIRATA
Pada postingan kali ini saya membagikan contoh dan cara meresensi sebuah novel. Kali ini yang akan saya resensi adalah novel karya Andrea Hirata yang berjudul Cinta di Dalam Gelas. Novel Cinta di Dalam Gelas
merupakan novel kedua dari dwilogi Padang Bulan yang mengangkat kisah perjuangan seorang perempuan asal Belitung bernama Maryamah, atau lebih di kenal dengan panggilan Enong menurut pandangan sang penulis Andrea Hirata. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini langsung saya berikan contoh resensinya. Semoga bermanfaat!
RESENSI
NOVEL “CINTA DI DALAM GELAS”
A. Identitas
Buku
Judul Novel : Cinta
di Dalam Gelas (Novel Dwilogi Padang Bulan)
Jenis Novel : Fiksi
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2010
Cetakan :
ke-2
Halaman Cerita : 264
Harga Novel : Rp 40.000
B. Pendahuluan
1. Isi
Novel
Novel
Cinta di Dalam Gelas merupakan novel kedua dari dwilogi Padang Bulan yang mengangkat kisah perjuangan seorang perempuan asal Belitung bernama Maryamah,
atau lebih di kenal dengan panggilan Enong menurut pandangan sang penulis
Andrea Hirata. Pada novel Padang Bulan Andrea Hirata lebih menceritakan tentang
Enong, seorang anak berumur 16 tahun yang menjadi tulang punggung keluarga dan
bekerja sebagai pendulang timah, serta kisah cinta Andrea Hirata dengan
perempuan Konghucu bernama A Ling. Sedangkan pada novel Cinta di Dalam Gelas
ini Andrea Hirata menceritakan tentang Enong yang sudah tumbuh dewasa dan
bercerai dari suaminya yang merupakan juara catur di Tanjong Pandan. Di sini
diceritakan Enong ingin membalas dendam kepada mantan suaminya yang berlaku
semena-mena terhadapnya dengan cara mengalahkannya dalam pertandingan tahunan
catur yang diadakan untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Meskipun
bercerita tentang catur novel ini sesungguhnya tidak menjelaskan bagaimana
catur yang rumit itu, tetapi lebih menceritakan suasana yang terjadi saat
permainan catur dilakukan, sehingga pembaca yang tidak mengerti catur tetap
bisa mengerti alur ceritanya. Novel ini juga bercerita tentang kebiasaan
masyarakat Melayu khususnya para lelaki yang sering minum kopi di warung kopi
untuk membangkitkan semangat sebelum bekerja, dan menghilangkan lelah setelah
bekerja sembari bercerita tentang kisah hidup dan politik. Makna Cinta di Dalam
Gelas yang terkandung di dalam novel ini pun merupakan secangkir kopi yang
dibuat dengan perasaan cinta.
2. Tujuan
Pengarang
Tujuan pengarang dalam novel ini yaitu
sebagai berikut:
a.
Menuliskan
imajinasi yang ada dipikiran pengarang dan mengembangkan cerita itu ke dalam
sebuah novel dengan memberikan efek emosional dan membuat seseorang terhibur.
b.
Memberikan
pembelajaran kepada pembaca bahwa jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan diperlukan perjuangan yang sangat besar.
c.
Memberi
motivasi kepada pembaca bahwa setiap orang bisa mendapatkan apa yang ia
inginkan jika ia yakin dan berusaha.
3. Tujuan Pembuatan Resensi
a.
Menyelesaikan
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
b.
Menambah
wawasan dalam membuat resensi
c.
Merekomendasikan
novel ini kepada pembaca resensi karena novel ini baik untuk dibaca sebab
memberikan banyak pelajaran dan motivasi
4. Manfaat
Novel
Novel ini bermanfaat bagi semua
masyarakat khususnya remaja dan dewasa, karena bahasa novel ini cukup sulit
dipahami bagi anak-anak. Sedangkan bagi remaja dan dewasa novel ini memberikan
banyak motivasi kehidupan yang mengandung pelajaran untuk tidak pantang
menyerah dan juga sebagai hiburan.
5. Sasaran
Novel
Novel “Cinta di Dalam Gelas” adalah
sebuah novel yang pantas dibaca oleh perempuan, karena dalam novel ini
menceritakan perjuangan seorang perempuan yang dapat dijadikan contoh dalam
bertindak. Novel ini juga ditujukan untuk masyarakat luas, mulai dari pelajar
hingga masyarakat umum.
6. Sistematika
Novel
Buku ini terdiri dari 264 halaman. Yang
terdiri dari 45 Bab (Mozaik). Halaman awal terdiri dari cover, kata pengantar
dan daftar isi. Halaman terakhir tentang glosarium dan tentang penulis.
7. Dari
Segi Kebahasaan dan Ejaan
Dilihat dari segi kebahasaanya,
pengarang menggunakan Bahasa Indonesia dengan diksi yang baik dan majas yang
cukup banyak, sehingga dengan membaca sepintas saja pembaca sudah mengetahui
bahwa novel ini adalah novel sastra. Untuk kalimat langsung, terdapat beberapa
bahasa Melayu yang mencerminkan latar tempat terjadinya kisah ini yaitu di
daerah Melayu. Juga terdapat beberapa bahasa Inggris, karena tokoh dalam novel
ini ingin menjadi orang yang ahli berbahasa Inggris.
C. Sinopsis
“Cinta
di Dalam Gelas”
Maryamah
atau yang lebih dikenal dengan Enong kini telah menjadi seorang wanita dewasa.
Masa lalunya yang sangat kelam, menyebabkan ia menjadi orang yang sangat tegar.
Ia adalah perempuan pendulang timah pertama di desanya Belitong, sewaktu itu ia
masih berumur 14 tahun, karena ayahnya meninggal ia menjadi tulang punggung
keluarga bagi ibu dan ketiga adiknya.
Kini
ketiga adiknya bahkan sudah menikah, ibunya sedih memikirkan ia yang tidak
kunjung menikah. Karena menjaga perasaan ibunya, ia menikah dengan seorang
juara catur bertahan di kampungnya bernama Matarom. Matarom yang sombong sudah
memperlihatkan perilakunya yang semena-mena kepada Enong, dan mereka akhirnya
bercerai. Karena sudah tua dan sakit-sakitan, ibunya pun meninggal dunia.
Ikal
adalah seorang pelayan di warung kopi “Tiga Tuntutan Rakyat” milik pamannya
sendiri yang merupakan warung kopi yang sangat ramai. Bersama tiga orang
pelayan yang lain, setiap hari ia memberikan bercangkir-cangkir kopi kepada
pelanggan. Ia bahkan sudah hafal takaran kopi untuk setiap orang. Meminum kopi
sudah menjadi kebiasaan orang Melayu, namun kopi yang dimaksud adalah kopi yang
dibeli di warung, mereka menganggap bahwa kopi buatan sendiri tidak seenak kopi
yang dibeli di warung. Karen itu paman Ikal sangat cerewet dan pemarah kepada
karyawannya demi menghasilkan secangkir kopi yang nikmat untuk pelanggan.
Karena kesehariannya menjadi pelayan warung kopi, ia menciptakan buku berjudul
“Buku Besar Peminum Kopi”, yang berisi tentang karakter orang terhadap kopinya,
misalnya berdasarkan kepahitan kopi dan cara memegang gelas.
Ikal
sudah kenal lama dengan Enong, bahkan sejak Enong masih berumur 14 tahun.
Akhirnya Enong menceritakan rencana balas dendamnya kepada mantan suaminya
dengan mengikuti pertandingan catur tahunan, dalam memperingati Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia. Masalahnya pertandingan catur ini hanya
diperuntukkan bagi kaum lelaki, karena jika berlawan jenis bermain catur maka
akan sering memandang dan menurut adat Melayu yang berdasarkan pada ajaran
Islam, hal itu dilarang, apalagi pertandingan ini dilakukan di warung kopi
Paman Ikal yang mayoritas isinya adalah para lelaki. Ikal, Enong dan Detektif
M. Nur teman Ikal yang selalu membantunya, membicarakan hal ini di warung Ayam
Giok Nio, seorang perempuan yang juga ingin membantu Enong.
Gossip
tentang keikutsertaan Enong sudah beredar luas, kaum tua jelas tidak setuju,
namun karena adanya demonstrasi kecil oleh wanita-wanita Belitung, Enong
diizinkan mengikuti pertandingan dengan syarat harus memaki “burkak”, yaitu
semacam selendang untuk menutupi mukanya. Kini Enong menjadi perempuan pertama
yang mengikuti pertandingan catur di Belitung, juga Selamot seorang perempuan
pemberani yang juga merupakan pelayan kopi paman Ikal, yang bertindak sebagai
manager Enong, meskipun ia tidak tahu apa arti manager sebenarnya.
Enong
belum pernah bermain catur sebelumnya, sehingga dia tidak mengerti apa-apa
tentang catur, namun ia berprinsip “berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku
akan belajar”. Ikal pun juga tidak begitu mengerti tentang catur, melalui
temannya Ninoka asal Georgia yang merupakan 20 besar wanita pecatur dunia
terhebat, Enong diajarkan melalui layanan internet yang berada di Tanjong
Pandan. Ninoka member strategi kepada Enong, pada mulanya Enong bermain sesuka
hatinya, namun akhirnya ia mulai bisa bermain catur, dan sudah bisa mengalahkan
Ikal dan juga keponakan Ikal bernama Alvin, murid kelas 4 SD yang ahli bermain
catur di sekolahnya.
Untuk
menjadi pemenang, Enong harus melawan 74 pecatur lelaki dan apabila pada babak
penyisihan sudah kalah dua kali, maka ia gugur. Detektif M.Nur dan temannya
preman cebol bertugas untuk mengetahui siapa lawan Enong, dan selanjutnya
mencatat pola permainan lawan tersebut, dan Detektif M.Nur mengirimkannya
melalui merpatinya yang bernama Jose Rizal kepada Ikal, agar orang-orang tidak
mencurigai mereka. Setelah itu Ikal mengirimkan pola tersebut kepada Ninoka,
kemudian Ninoka memberikan pola bertahan yang harus dilakukan oleh Enong agar
bisa menang. Enong mempelajarinya dengan dibantu oleh Alvin.
Pertandingan
pertamanya dimulai, pada awalnya Enong dipandang sebelah mata, namun karena ia
selalu menang dan baru sekali kalah, mulai banyak orang yang mendukungnya.
Rintangan yang dilalui Enong dan teman-temannya sangatlah banyak. Mulai dari
kesalahan M.Nur dalam mengetahui lawan Enong, sehingga pola permainannya
berbeda, hingga konspirasi anggota catur “Di Timoer Matahari” yang melakukan
berbagai macam cara agar Enong tidak bisa menang apalagi masuk semifinal.
Pertandingan Enong penuh dengan tragedi hamper kalahnya Enong karena berbagai
alasan. Lawan Enong pun beragam, mulai dari yang cukup mudah, hingga yang
sangat mustahil untuk dikalahkan. Ada juga orang yang jahat yang ada pada masa lalu Enong yang membuatnya
hampirn meninggal, dan seorang yang pernah membantunya dengan memberinya ongkos
pulang ketika ia mencoba bekerja di kota. Semua itu Enong lawan dengan niat
untuk menuju ke final agar bisa bertarung dan mengalahkan Matarom sang juara.
Inilah
saat yang selalu dinantikan Enong, yaitu melawan suaminya sendiri, Matarom.
Sebenarnya Enong tidak terlalu peduli untuk menjadi juara catur, namun jika ia
berhasil mengalahkan Matarom, tentunya ia akan menjadi juara catur, karena
selama ini Matarom adalah juara bertahan. Matarom mengeluarkan papan catur
miliknya sendiri yang terbuat dari perak, banyak gossip beredar bahwa ada banyak
hantu bergentayangan di papan catur
tersebut, sehingga tidak ada yang mampu mengalahkannya. Ninoka pun hadir hanya
untuk melihat Enong bermain, sang guru menyaksikan pertandingan catur yang
berbeda dengan negaranya, karena di Belitung pertandingan catur sangatlah riuh
dengan suara-suara penonton, ia juga memberikan Enong gelar Karpov, yaitu
seorang perempuan juara catur dunia yang teknik bermainnya sama dengan Enong,
sehingga nama Enong menjadi Maryamah Karpov.
Pertandingan
sebanyak dua babak, pada babak pertama dengan mudah Matarom mengalahkan Enong,
pada babak kedua pun hamper begitu juga, namun dengan tekad yang Enong miliki
ia dapat membalikkan keadaan dan mengalahkan Matarom sehingga skor menjadi satu
sama. Babak terakhir yaitu babak penentuan, babak yang mendebarkan dan penuh
dengan doa dan harapan pendukung agar jawaranya bisa menjadi juara. Hasil
akhirnya, Enong dapat mengalahkan Matarom dan menjadi perempuan pertama yang
menjuarai pertandinga catur tahunan di Belitung. Sejak saat itu sudah mulai banyak
wanita yang mengikuti pertandingan catur dan Maryamah juga menjadi pada
perlombaan catur berikutnya.
D. Kelebihan
Novel “Cinta di Dalam Gelas”
Ada banyak kelebihan dari novel ini
setelah saya membacanya, yaitu:
1.
Kelebihan
dari novel ini adalah dari cara penulis menyampaikan alur dan latarnya. Penulis
menceritakan kisah dengan sangat rapu dan tidak membingungkan. Meskipun bahasa
yang digunakan cukup sulit untuk dipahami, namun pembaca tetap dapat mengerti
jalan ceritanya.
2.
Penuliis
menjelaskan kisah Maryamah dari sudut pandangnya sendiri, namun karena keahlian
penulis yaitu Andrea Hirata dalam menjelaskan suasana yang terjadi menyebabkan
cerita ini menjadi sangat hidup, pembaca bahkan merasa seperti apa yang
dirasakan penulis dan juga bisa merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh utama.
3.
Yang
lebih menarik lagi, penulis sangat kreatiif dalam memperhatikan hal yang
manusia biasa terkadang lengah terhadap hal itu, sehingga dengan apa yang telah
say abaca dalam novel ini, pembaca mendapatkan hasil berupa ilmu pengetahuan
yang baru dan terkesan unik.
4.
Dari
isi cerita mengandung banyak motivasi menuju kesuksesan terutama untuk
perempuan, bahwa perempuan juga bisa mengerjakan apa yang dikerjakan lelaki.
Dan membuat setiap pembaca yakin bahwa, meskipun cobaan hidup berat, setiap
orang pasti bisa menjalankannya asal ia tidak putus asa.
E. Kelemahan
Novel “Cinta di Dalam Gelas”
Kelemahan dari novel ini dari segi
penjelasan latar tempat serta benda-benda yang berada di sekitarnya yang
terlalu merinci atau mendetail, sehingga pembaca menjadi terpaku dengan apa
yang dijelaskan penulis dan tidak bisa mengembangkan imjinasinya terhadap apa
yang terjadi.
F. Unsur
Intrinsik dan Ekstrinsik
1.
Unsur
Intrinsik
a.
Tema:
Perjuangan.
Maksudnya yaitu perjuangan seorang
wanita dalam mempertahankan harga dirinya dari orang yang pernah berbuat
keburukan terhadapnya.
b.
Latar
1)
Tempat
Ada beberapa latar tempat yang
disajikan oleh penulis novel yaitu:
·
Warung
kopi paman Ikal
·
Warung
Ayam Giok Nio
·
Rumah
Ikal
·
Warnet
di Tanjong Pandan
2)
Suasana
Ada beberapa suasana yang disajikan
oleh penulis novel yaitu:
·
Mengharukan:
yaitu saat ibu Enong meninggal dunia.
·
Bahagia:
yaitu saat ketiga adik Enong menikah.
·
Menegangkan:
ketika Enong melawan para pecatur.
·
Mengejutkan:
ketika Ninoka dating ke pertandingan final catur.
·
Cemas
·
Menakutkan
·
Kecewa
3)
Waktu
Ada beberapa waktu yang disajikan oleh
penulis novel yaitu pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, musim hujan
dan musim kemarau.
c.
Penokohan
Ada beberapa macam penokohan yang
disajikan oleh penulis novel yaitu sebagai berikut:
1)
Maryamah
Karpov/ Enong
Sosok yang tegar (meskipun banya
masalah hidup yang menimpanya), gigih ketika ia berlatih bermain catur agar
mampu mengalahkan mantan suaminya, pemberaniyang tidak pernah membedakan gender
dalam melakukan aktifitas, pantang menyerah dan pintar.
2)
Ikal
Dalam novel ini Ikal digambarkan
sebagai sosok yang baik hati dimana selalu menolong Enong, penyabar ketika
berhadapan dengan pamannya dan peduli pada sesama.
3)
Detektif
M.Nur
Digambarkan sebagai sosok yang pintar
dalam mencari informasi dalam membantu Enong mengetahui kemampuan lawan.
4)
Preman
Cebol
Digambarkan sebagai sosok yang pintar
dalam mencari informasi dalam membantu Enong mengetahui kemampuan lawan.
5)
Selamot
Sosok wanita pemberani sebagai gambaran
persamaan gender mengikuti jejak E nong
6)
Giok
Nio
Digambarkan sebagai aktifis perempuan
di Belitung
7)
Alvin
Digambarkan sebagai sosok anak kelas 4
SD yang pintar bermain catur dan mampu mengalahkan orang dewasa.
8)
Ninoka
Seorang wanita dari Georgia yang
menjadi 20 besar pecatur wanita terhebat di dunia.
9)
Matarom
Sosok yang jahat, suka menyakiti hati
Enong, sombong dan merasa paling hebat karena ia juara bertahan catur.
10)
Paman
Ikal
Memiliki watak keras namun baik hati
dan pekerja keras.
d.
Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini
yaitu alur maju, ditandai dengan cerita yang berlanjut dari awal sampai akhir,
dan waktu yang terus menunjukkan pergantian dari hari ke hari.
e.
Sudut
Pandang
Sudut pandang yang digunakan yaitu
sudut pandang orang pertama sebagai pelaku, di tandai dengan tokoh menyebut dirinya
‘aku’, namun dalam novel ini penulis bukanlah pelaku atau tokoh tama, karena
tokoh yang diceritakan adalah tentang Maryamah Karpov alias Enong.
f.
Amanat
Adapaun amanat yang bisa kita petik
dari kisah dalam novel ini yaitu bahwa:
1)
Di
mata Tuhan kita semua sama, begitu pula di dunia nyata, perempuan dan laki-laki
dapat melakukan pekerjaan yang sama tetapi tetap harus memperhatikan kodratnya
masing-masing.
2)
Modal
untuk menjadi pemenang yang utama adalah kegigihan. Dengan kegigihan, orang
yang awalnya tidak bisa sama sekali, jika gigih dalam belajar, kita pun bisa
menjadi pemenang.
3)
Tidak
boleh ada kata putus asa dan menyerah dalam menghadapi masalah hidup, karena
setiap masalah pasti ada jalan keluarnya jika kita kita terus yakin dan
berusaha.
4)
Orang
yang sombong dan berniat jahat akan menerima balasannya suatu waktu, cepat atau
lambat.
5)
Kerja
sama adalah hal yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan, karena denga bekerja
sama, masalah akan dipikul bersama dan menjadi ringan.
2.
Unsur
Ekstrinsik
Setelah saya membaca novel ini, ada
unsur ekstrinsik yang berupa nilai-niai yang bisa kita terapkan dalam kehidupan
social sehari-hari, adapu nilai tersebut yaitu sebagai berikut:\
a.
Nilai
Agama
Nilai agama pada novel ini secarajelas
tergambar. Dibuktikan dengan tidak bolehnya perempuan bermain catur dan lelaki,
karena memandang lawan jenis terlalu lama tidak baik menurut ajaran Islam.
b.
Nilai
Moral
Nilai moral pada novel ini sangat
kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan sikap seorang wanita yang sangat
dewasa dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya. Di sini,
tokoh utama digambarkan sebagai sosok wanita yang tegar dalam mengadapi cobaan
hidup.
c.
Nilai
Sosial
Dalam novel ini nilai sosial
dicerminkan saat begitu banyak orang yang bekerja sama dalam membantu Maryamah/
Enong saat bermain catur untuk mengalahkan suaminya. Rasa solidaritas sangat
tercermin dalam novel ini.
d.
Nilai
Budaya
Novel ini menjelaskan tentang kebiasaan
orang-orang Melayu yang tinggal di Belitung, serta banyak terdapat
istilah-istilah dan bahasa Melayu di dalamnya.
Komentar