GENRE DRAMA



Genre drama disebut genre sastra tersendiri karena mamiliki konsep, kategori dan ciri khas yang membedakan dengan genre prosa dan puisi. Oleh karena itu secara konseptual selalu terkait dengan konstruksi naratif yang disampaikan melalui dialog. Dialog inilah yang membedakan dengan genre lain (puisi dan prosa). Meskipun dalam karya tertentu ada karya drama yang puitis maupun yang prosais.
Drama puitik adalah dialog yang menggunakan karya-karya puitis. Misalnya saling berbalas pantun. Drama tidak jauh berbeda dengan prosa jika dilihat dari unsur yang mencakup di dalamnya. Dalam teks drama juga ditemukan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Dalam bahasa Rahmat Djoko Pradopo struktur
intrinsik disebut mikro sastra dan struktur ekstrinsik disebut makro sastra.Dua unsur tersebut bersifat konjungtural (berhubungan), yaitu dua struktur itu tidak dapat secara mutlak dipisahkan begitu saja karena berkaitan. Maka memahami teks drama bisa dilakukan dengan cara melalui dua unsur tersebut, baik unsur ekstrinsik maupun unsur intrinsik. Namun biasanya yang dilakukan terlebih dahulu adalah unsur intrinsik.
Analisis teks teks drama (juga karya sastra genre lain) selain menggunakan pendektan ekstrinsik juga bisa menggunakan pendekatan struktural. Meskipun analisis struktural menganalisis unsur-unsur intrinsik, namun pendekatan struktural berbeda dengan pendekatan intrinsik. Pendektan struktural bersifat terpadu (semua unsur saling berkaitan), misalnya dalam menganalis tema juga harus memperhatikan penokohan. Sedangkan intrinsik bersifat parsial, yaitu analisis terhadap masing-masing unsur bisa dilakukan sendiri-sendiri tapa memperhatikan unsur yang lain, misalnya, cukup menganalisi tema saja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH: FORMAT PROGRAM SUPERVISI TENDIK

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X: TEKS ANEKDOT [Kurikulum Merdeka]

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X: TEKS LHO [Kurikulum Merdeka]

MAKALAH: AKAD (Fiqh Muamalah)