MODUL 1.1.A.9: Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara | CGP-IV
Assalamu’alaikum. Pada postingan kali ini saya membagikan tugas LMS Calon Guru Penggerak Angkatan-IV Kab. Bima pada tugas modul 1.1.a.9. Koneksi Antar Materi-Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Penugasan ini
adalah sintesis dari berbagai materi yang sudah dipelajari pada modul sebelumnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.1.1.A.9.
KONEKSI ANTAR MATERI-KESIMPULAN DAN REFLEKSI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
Oleh Adisan
Jaya, S.Pd
CGP-IV Kabupaten Bima Kelas 143-Bima 8
1.
Apa yang saya
percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul
1.1?
Mendidik adalah
tugas professional guru. Artinya secara akademik dan professional guru sudah
dibekali dengan ilmu-ilmu yang menunjang tugasnya sebagai pendidik.
Orang tua menyekolahkan anaknya berarti menitip anaknya kepada pihak sekolah
terlebih khususnya guru di kelas. Jadi amanat dari orang tua siswa harus
dipertanggung jawabkan. Dengan alasan tersebut saya selalu menyampaikan materi
dengan cara langsung dijelaskan pada siswa, dan siswa menjadi penyimak apa yang
saya jelaskan. Pembelajaran yang dilakukan pun sebatas apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa cenderung terpaksa menurut pada apa yang disampaikan, takut
bertanya dan tidak berani menjawab pertanyaan.
Yang kebanyakan guru
percaya tentang muridnya bahwa anak yang pandai dan cerdas adalah anak didik
yang pandai dalam mata pelajaran hitung-menghitung. Hal ini membuat fenomena
degradasi mental anak didik yang punya potensi di bidang mata pelajaran “non-hitung”.
Ini terjadi dikarenakan peserta didik tidak nyaman dengan proses belajar mengajar
yang monoton, kurangnya motivasi kepada anak didik untuk berani berbicara tanpa
takut salah dan belum diterapkannya media pembelajaran yang menarik minat
belajar mereka.
Hal ini tentunya
menjadi dilema bagi diri saya pribadi. Ada banyak persoalan yang saya rasakan
dalam menjalani profesi ini. Saya seringkali memiliki banyak tugas dan tanggung
jawab baik yang terkait dengan pembelajaran dan disibukkan dengan administrasi
sekolah. Merasa kelelahan dan merasa karier tidak berkembang meskipun sudah
mengajar bertahun-tahun.
2.
Apa yang
berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?
Setelah
mempelajari modul ini saya akhirnya mampu merubah mindset tentang pembelajaran yang ideal dan menerapkan kegiatan
belajar mengajar yang berpusat pada siswa, sesuai pemikiran bapak pendidikan
Indonesia Ki Hadjar Dewantara. Rupanya negara Finlandia lebih dahulu mengadopsi
pemikiran tersebut dan membuat pendidikan di negera tersebut maju dengan pesat.
Setelah mempelajari modul ini saya mengetahui tentang apa saja peran seorang
guru atau pendidik. Peran pendidik tersebut tercermin dalam tiga
semboyan pendidikan yang diterapkan, Ing
ngarsa sung tuladha yang berarti pendidik adalah memberi teladan di depan, ing madya mangun karsa yang bermakna
menyemangati dan memotivasi di tengah-tengah anak didik dan tutwuri handayani yang berarti mendukung
serta memberi dorongan dari belakang.
Seperti petuah Ki hadjar Dewantara: Pendidikan
adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Kita
sebagai pendidik diibaratkan seperti petani yang sabar dan ikhlas merawat
tanamannya agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda
pula perlakuannya. Artinya bahwa kita sebagai pendidik harus mampu meracik
metode pembelajaran untuk siswa yang berbeda-beda yang orientasinya pada siswa.
Pendidik harus memberikan
kebebasan anak didik untuk mengeksplorasi ide, berekspresi secara kreatif,
mengembangkan bakat dan minatnya, demi tercapainya cita-cita merdeka belajar. Sementara
itu pendidik tetap berperan sebagai penuntun proses pengekspresian
potensi-potensi diri peserta didik agar terarah positif dan tidak desktruktif.
3.
Apa yang bisa
segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran
KHD?
Menurut hemat saya, ada 8 proses pembelajaran yang bisa
segera dilakukan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut
yaitu sebagai berikut:
1. Menerapkan pendidikan memerdekakan,
artinya berorientasi pada peserta didik serta mampu mengimplementasi profil
pelajar Pancasila di dalam maupun di luar kelas.
2. Menghilangkan sanksi fisik yang menjadi
momok menakutkan bagi peserta didik.
3. Berfokus pada proses yang dilakukan
oleh siswa bukan pada hasilnya.
4. Menjadikan pembelajaran sesuai dengan
perkembangan zaman dan alam peserta didik.
5. Membangun
semangat dan memberikan dorongan di setiap aktivitas peserta didik.
6. Menanamkan
nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti.
7. Mengenalkan
kearifan lokal seni budaya dalam kegiatan belajar mengajar.
8. Pendidik
sebagai penuntun proses pengekspresian potensi peserta didik agar terarah
positif
Komentar