Assalamualaikum...
1.
Pengertian
Teks ceramah ialah tulisan
yang terdiri dari beberapa paragraf yang isinya mengandung informasi
pengetahuan atau ajakan kepada khalayak yang mendengarkan. Teks
ceramah biasanya memiliki pesan yang bertujuan untuk memberikan nasihat,
petunjuk, atau petuah secara lisan.
2.
Ciri-ciri
Teks Ceramah
Berikut
merupakan ciri-ciri teks Ceramah:
a.
Teks ceramah disampaikan oleh
seseorang yang ahli dalam bidang atau disiplin ilmu tertentu.
b.
Teks ceramah punya struktur
yang lengkap, biasanya terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup.
c.
Isi teks ceramah disesuaikan
dengan pemilihan tema yang sesuai dengan kegiatan yang sedang diselenggarakan.
d.
Bahasa yang digunakan dalam
teks ceramah adalah bahasa yang mudah dipahami dan sopan.
e.
Teks ceramah berisi informasi
yang bertujuan untuk memberi nasihat, ajakan, menghibur, dan bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Perbedaan
Ceramah, Pidato dan Khotbah
Ceramah,
Pidato dan Khotbah memiliki persamaan yaitu berisi informasi yang disampaikan
di depan umum. Adapun perbedaannya yaitu
sebagai berikut:
a. Ceramah
adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu informasi, pengetahuan,
dan sebagainya.
b. Pidato
adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasif (ajakan atau
dorongan untuk berbuat sesuatu).
c. Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang
berisi penyampaian pengetahuan keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan
untuk memperkuat keimanan.
4.
Struktur
Teks Ceramah
Teks
ceramah memiliki bagian-bagian tertentu, yang meliputi bagian pembuka, isi, dan
penutup.
a. Pendahuluan
(Tesis)
Berupa
pengenalan isu, masalah, ataupun
pandangan pembicara tentang topik yang
akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam teks eksposisi, yang disebut
dengan isu.
b. Isi
(Rangkaian Argumen)
Berupa
rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada
bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara.
c. Penutup
(Penegasan Kembali)
Berupa
penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.
Berikut
contoh analisis struktur untuk teks di atas.
a. Pendahuluan
Pemilihan kata-kata oleh
masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya
dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak
pada ungkapanungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan
perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapatrapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis),
menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya. |
Bagian itu
mengenalkan permasalahan utama (tesis), yakni tentang menurunnya kesantunan
berbahasa masyarakat.
b. Isi
(Rangkaian Argumen)
Fenomena tersebut
menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang
berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya
penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu
tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat.
Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam
masyarakat itu. |
Teks
tersebut merupakan salah satu bagian dari argumen pembicara tentang menurunnya
kesantunan berbahasa masyarakat.
c.
Penutup (Penegasan Kembali)
Berbahasa santun
seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak
kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan,
tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian
menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan
agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat
manapun. |
Bagian tersebut merupakan suatu simpulan, sebagai hasil
penalaran dari penjelasan sebelumnya. Hal ini ditandai oleh kata-kata yang
berupa saransaran yang disertai pula sejumlah alasan.
5.
Kaidah
Kebahasaan Teks Ceramah
Sebagaimana
jenis teks lainnya, ceramah pun memiliki karakteristik tersendiri yang
cenderung berbeda dengan teks-teks lainnya. Teks ceramah memiliki kaidah
kebahasaan sebagai berikut.
a. Menggunakan
kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai
sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga kata kami
apabila penceramahnya mengatas namakan kelompok. Teks ceramah sering kali
menggunakan kata sapaan yang dituju pada orang banyak, seperti hadirin,
kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.
b. Menggunakan
kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang menjadi fokus pembahasanya,
istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah sarkastis, eufemistis, tata
krama, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.
c. Menggunakan
kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab akibat). Misalnya, jika...
maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan
temporal ataupun perbandingan/pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada
akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
d. Menggunakan
kata-kata kerja mental seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan,
mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
e. Menggunakan
kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu,
harus.
6.
Jenis-jenis
Informasi dalam Tek Ceramah
Informasi
dalam media massa umumnya bersifat aktual; demikian pula yang disampaikan
melalui ceramah-ceramah yang biasanya berkaitan dengan isu-isu terhangat.
Jenis-jenis
informasi dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Informasi
berdasarkan fungsi yaitu informasi yang bergantung pada materi dan juga
kegunaan informasi. Yang termasuk informasi jenis ini adalah informasi yang
menambah pengetahuan, informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif),
dan informasi yang hanya menyenangkan pembaca yang bersifat fiksional
(khayalan). Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya, tulisan tentang
pergantian kurikulum. Informasi edukatif, misalnya, tulisan tentang teknik
belajar yang jitu. Selanjutnya, informasi yang menyenangkan, misalnya, cerita
pendek, karikatur, dan komik.
b. Informasi
berdasarkan format penyajian yaitu informasi berdasarkan bentuk penyajian
informasinya. Di media massa dikenal berbagai bentuk penyajian yaitu dalam
bentuk tulisan, foto, kartun, ataupun karikatur. Dalam bentuk tulisan dikenal bentuk
berita, artikel, karangan khas (feature), resensi, kolom, dan karya fiksi.
c. Informasi
berdasarkan lokasi peristiwa yaitu informasi berdasarkan tempat kejadian
peristiwa berlangsung. Dengan demikian, informasi dibagi menjadi informasi
daerah, nasional, dan mancanegara.
d. Informasi
berdasarkan bidang kehidupan yaitu informasi berdasarkan bidang-bidang
kehidupan yang ada. Bidang-bidang yang biasanya dibedakan itu, misalnya
pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek.
e. Informasi
berdasarkan bidang kepentingan yaitu dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu
sebagai berikut.
1) Informasi
yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup pembaca.
2) Informasi
yang menyangkut perubahan dan berpengaruh pada kehidupan pembaca.
3) Informasi
tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.
4) Informasi
tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu.
7.
Kalimat
Majemuk Bertingkat dalam Teks Ceramah
Perhatikan cuplikan
teks berikut!
Peristiwa tersebut
menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa yang
berbeda di sekolah tersebut. Kelompok pertama adalah mereka yang kurang
memiliki kepedulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. Hal ini
tampak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran siswa
kelompok kedua sebagai ragam bahasa
Kampung Rambutan. |
Cuplikan
tersebut dibentuk oleh kalimat yang panjang-panjang. Hal itu karena
kalimat-kalimatnya dibentuk oleh gabungan dua buah kalimat atau lebih. Hasil
penggabungan itu kemudian membentuk kalimat baru. Salah satunya berupa kalimat
majemuk bertingkat.
a. Pengertian
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk
bertingkat adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa dan hubungan
antara klausa tidak sederajat. Salah satu unsur klausa ada yang menduduki induk
kalimat, sedangkan unsur yang lain sebagai anak kalimat.
b. Jenis-jenis
Kalimat Majemuk Bertingkat
1) Kalimat
majemuk bertingkat terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain sebagai
berikut. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga,
sampai-sampai, maka.
Contoh:
·
Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit.
·
Penjelasan diberikan seminggu sekali sehingga
anak-anak dapat mengerjakan tugas-tugas mereka dengan teratur.
2) Kalimat
majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata penghubung dengan.
Contoh:
·
Kejelasan PSMS Medan berhasil mempertahankan
kemenangannya dengan memperkokoh
pertahanan mereka.
·
Dengan
cara menggendongnya, anak itu ia bawa ke rumah orang tuanya.
·
Pemburu itu menunggu di atas bukit dengan jari telunjuknya melekat pada
pelatuk senjatanya.
3) Kalimat
majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolah-olah, seakan-akan.
Contoh:
·
Keadaan di dalam kota kelihatan tenang, seolah-olah
tidak ada suatu apa pun yang terjadi.
·
Dia diam saja seakan-akan dia tidak
mengetahui persoalan yang terjadi.
·
Ia pun menghapus wajahnya seakan mau melenyapkan
pikirannya yang risau itu.
4) Kalimat
majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh:
·
Pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak.
·
Para tamu
sudah siap, sedangkan kita belum siap.
5) Kalimat
majemuk hasil, ditandai oleh konjungsi makanya.
Contoh:
·
Tempat ini licin, makanya Anda jatuh.
·
Yang datang berwajah seram, makanya saya lari
ketakutan.
6) Kalimat
majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh:
·
Berkas riwayat hidupnya menunjukkan bahwa
dia adalah seorang pelajar teladan.
·
Kebun ini telah dibersihkan ayah, yaitu
dengan memangkas dan menebang belukar yang tumbuh di sekitarnya.
·
Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa
ada dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah
tersebut.
7) Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai oleh
konjungsi yang.
Contoh:
·
Pamannya yang tinggal di Bogor itu, sedang
dirawat di rumah sakit.
·
Istrinya yang datang bersama dia itu, seorang
insinyur.
·
Laki-laki yang berbaju putih itu adalah
kakekku dari Ibu.
8.
Langkah-langkah
Menyusun Teks Ceramah
Adapun
langkah-langkah penyusunannya yaitu: menentukan topik dan tujuan, menyusun
kerangka ceramah, menyusun teks ceramah berdasarkan kerangka dengan menggunakan
kalimat yang mudah dipahami, dan menyunting teks ceramah.
a. Menentukan
Topik
Beberapa
topik yang dapat dijadikan bahan ceramah adalah:
·
pengalaman pribadi,
·
hobi dan keterampilan,
·
pengalaman dalam pekerjaan,
·
pelajaran sekolah atau kuliah,
·
pendapat pribadi,
·
peristiwa hangat dan pembicaraan publik,
·
masalah keagamaan,
·
problem pribadi,
·
biografi tokoh terkenal, dan
·
minat khalayak.
b. Merumuskan
Tujuan Ceramah
Ada dua
macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan
umum ceramah biasanya dirumuskan dalam tiga hal yaitu memberitahukan (informatif),
memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif).
a) Ceramah
informatif, ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Misalnya, ceramah
tentang peranan para pelajar pada masa perang kemerdekaan, posisi Indonesia di
kancah internasional.
b) Ceramah
persuasif, ditujukan agar pendengar mempercayai, menyetujui, atau bahkan
mengikuti ajakan pembicara. Misalnya, ceramah tentang cara-cara hidup sehat dan
menjaga kesehatan lingkungan.
c) Ceramah
rekreatif, ditujukan agar pendengar merasa terhibur. Karena itu, ceramah ini
banyak diwarnai oleh humor, anekdot, ataupun guyonan-guyonan yang memancing
tertawa pendengar.
2) Tujuan
khusus ialah tujuan yang merupakan rincian dari tujuan umum. Tujuan umum lebih
informasional, lebih jelas, dan terukur dalam pencapaiannya.
Berikut
contoh hubungan topik, tujuan umum, dan tujuan khusus.
Topik : Keragaman budaya
daerah
Tujuan umum : Informatif (memberi tahu)
Tujuan
khusus : Pendengar mengetahui
bahwa:
·
Setiap daerah memiliki budaya yang khas;
·
Dalam budaya daerah terdapat nilai-nilai
kehidupan yang bisa kita petik.
Topik : Manfaat penghijauan
Tujuan umum : Persuasif (mengajak)
Tujuan
khusus :
·
Pendengar memperoleh keyakinan tentang
manfaat penghijauan.
·
Pendengar mau mengikuti program penghijauan
dengan baik.
c. Menyusun
Kerangka Ceramah
Kerangka
ceramah merupakan rencana yang memuat garis-garis besar materi yang akan
diceramahkan. Kerangka ceramah bermanfaat dalam memudahkan penyusunan karangan
sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur, menghindari timbulnya
pengulangan pembahasan, serta membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang
diperlukan.
Kerangka
ceramah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Ceramah
meliputi tiga bagian pokok, yaitu pengantar, isi, dan penutup.
2) Maksud
dari ceramah diungkapkan dengan jelas.
3) Setiap
bagian dalam kerangka ceramah hanya memiliki satu gagasan.
4) Bagian-bagian
dalam kerangka ceramah harus tersusun secara logis.
d. Menyusun
Ceramah Berdasarkan Kerangka
Langkah
berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi naskah ceramah yang utuh dan
lengkap. Namun bersamaan dengan itu, perlu dilakukan pemahaman dan pengahayatan
terhadap bahan-bahan yang ada, yakni dengan jalan:
1) mengkaji
bahan secara kritis,
2) meninjau
kelayakan bahan dengan khalayak (audiensi),
3) meninjau
bahan yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra,
4) menyusun
sistematika bahan ceramah, dan
5) menguasai
bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.
0 Komentar