KUMPULAN PUISI GURU
Pada postingan kali ini saya akan membagikan kumpulan puisi untuk guru sang pahlawan tanpa jasa, kumpulan puisi ini merupakan hasil karya anak didik saya di SMAN 1 Sape Bima NTB. Semoga menginspirasi kita untuk selalu menghargai dan menghormati guru di seluruh penjuru negeri. Selamat membaca.
GURU
Oleh: Adiyat Taqiyuddin
Peluhmu saat engkau langkahkan kakimu
Tak pernah engkau hiraukan
Menemui kami yang membutuhkanmu
Membutuhkan ilmu dan tauladan
Oh guruku kau begitu mulia
Takkan pernah ku lupa
Kasih sayangmu sungguh tak terkira
Jalan yang ku lalui
Kadang penuh derita
Namun tak pernah kau perdulikan
Marahmu kadang membuat kami takut
Ancamanmu kadang membuat kami ciut
Namun kami tahu itu bentuk kasih sayangmu
Itu hanyalah bentuk perhatianmu pada kami
Yang kadang tak bisa memahami diri sendiri
Di hari 25 November ini
Kami bersyukur bisa bertemu denganmu
Melihat wajahmu
Melihat senyummu
Di hari ini 25 November kami ucapkan....
SELAMAT HARI GURU
Untuk pendidikku yang penuh kasih
Kami sayang padamu
Biarkanlah perasaan ini selalu bersama kami
I love you Guruku
SANG PENERANG
(GURUKU)
Oleh: Badariati
Lisanku basah oleh
ajaranmu
Telingaku sejuk akan
manisnya suaramu
Hatiku bergetar,
berderu
Mataku tunduk dan
berair tersentuh nasihatmu
Fitrahnya manusia
Dihadirkan cinta di
dalamnya
Fitrahnya murid
Dihadirkan guru dalam
masa depannya
Dunia bergetar karena
ketulusanmu
Kelembutan dan keikhlasanmu
Laksana pelita...
Tubuh terbakar demi sebuah
pengorbanan
Menjadi penuntun di tengah
gelapnya dunia
Laksana para
sahabiyah, para khalifah
Dialah khalifah yang
tersembunyi
Yang ku pelajari penuh
niat
Ku hayati dengan
nikmat
Ku amalkan dengan
ikhlas
Sebagai penerang dalam
pekat
Penolongku dalam
akhirat
Selamat Hari Guru para
guruku....
HATI
“MERDEKA”
Oleh: Nur Annisa Safitri
Rasa
Nasionalis bersuara dalam jiwa
Semangat
patriotis yang berkobar
Antarkan
bangsa Indonesia
Pada
runcingan hati
Tuk
raih kata “Merdeka”
Kekayaan
alam bagai umpan tuk diterkam
Mereka
merampas dan menduduki
Hingga
tak sehelai rambutpun
Luput
dari sengsara
Kekuatan
hati jadikan bangsa tetap bertahan
Berjuang……………
Bersatu
dalam kepalan tangan
Tepis
perbedaan dalam Bhineka Tunggal Ika
Bangsa
Indonesia berkorban
Tukarkan
harta
Tukarkan
jiwa raga
Tukarkan
nyawa
Demi
kebebasan dalam kata “Merdeka!”
SANG
PENGAJAR
Oleh: Nur Annisa Safitri
Kau
tapaki jalanmu
Dengan
hati ikhlas seperti awan …
Kau
torehkan budimu
Tuk
kau tinggalkan bak warisan …
Logikamu
hanya penuh oleh siasat
Tuk
membagi perisai dan pedangmu …
Agar
anak-anak mu memiliki pegangan
Tuk
perangi kehidupan …
Tiada
harga yang pantas
Tuk
jadi penghargaan bagi jasamu …
Tiada
tebusan yang cukup raga rapuhmu …
Wahai
sang pengajar …
Mengapa?
Mengapa
bebanku tak menghambatmu?
Bahkan
ocehan mu tak menghentikan lisanmu mengarahkanku?
Semua
karena kesabaranmu …
Bimbingan
mu kan jadi petunjuk
Bagi
telapak kakiku …
Hingga semua masa baktimu …
GURU
(CAHAYA YANG TAK PERNAH
PADAM)
Oleh Badariati (XII IPA6)
Ketika tahta menguasai
jiwa
Ketika mimpi tak beralas
hati
Tak perduli apa kata
mereka
Bahkan Tuhan pun memuji
Sang Guru
Saat logika berpikir
Tidakla engkau mengingat
semua jasa guru mu?
Sadarkan engkau betapa
berharganya sang guru?
Sadarlah wahai jiwa yang
zolim
Kemenangan yang kau rasa
Sebenarnya adalah
kekalahan, jikalau
Guru tidak mendidik dan
membimbingmu
Guruku...
Kaulah surya penerang kami
Kaulah purnama di tengah
gelap gulita
Engkaula cahaya di atas
cahaya
Yang tak pernah padam
hingga akhir zaman
PENGORBANAN
Oleh Eka Wulandari, dkk
(XII IPA5)
Kala kilauan bening masih
Di ujung daun
Sinar surya masi terlelap
Di tempat persembunyiannya
Derap
langkah
Dan
deru nafasmu
Tak
gentar
Menembus
dinginnya pagi
Sejuta tanya terdiam di
benakku
Tak takutkah kau akan
bahaya
Digelapnya jalan?
Ini masih sangat pagi
Guruku...
Mungkin
aku tak mengerti
Bagaimana
pengorbananmu
Tapi,
aku...
Aku
sebagai anak didikmu
Hanya
mampu berterima kasih
Atas
semua jasa-jasamu
PUSARAN ILMU
Oleh Sulis Putri Ariyani,
dkk (XII IPA5)
Bak bayi baru lahir
Bak kertas putih tanpa
tinta
Berawal dari tidak tau
menau
Berawal dari tidak
mengerti
Duniaku yang dulu kosong
Tak pernah berisi
Tapi duniaku penuh warna
Dengan ada goresan,
garisan-garisan dan
Juga kata-katamu
Dulu hanyalah mimpi
Kini mulai nampak
Itu semua karena kau
Wahai pahlawanku...
Difajar engkau terbangun
Menuju tempat peraduan
ilmu
Engkau bagaikan cahaya
Yang menyinari jiwaku
Dari segala gelap gulita
duniaku
Engkau adalah pusaran ilmu
Yang membuat kekosongan
kami jadi berisi
Engkaulah pahlawan yang
tak mengharap balasan
Disaat kami tak
mendengarkanmu
Engkau tak pernah mengeluh
Mendidik kami...
Guruku...
Tiada kata yang pantas
kami ucapkan
Tiada perbuatan yang
pantas kami lakukan
Selain terima kasihku...
atas jasa-jasamu
Komentar