3 Dasar Jiwa Anak Menurut Ki Hadjar Dewantara
Yang dimaksud dengan istilah ‘dasar-jiwa’ yaitu keadaan jiwa yang asli menurut kodratnya sendiri dan belum dipengaruhi oleh keadaan di luar diri. Dengan kata lain, keadaan
jiwa yang dibawa oleh anak ketika lahir di dunia. Mengenai dasar jiwa yang dimiliki anak-anak itu, terdapat tiga aliran yang berhubungan dengan soal daya Pendidikan.Pertama,
yaitu anak yang lahir di dunia itu diumpamakan seperti sehelai kertas yang
belum ditulis, sehingga kaum pendidik boleh mengisi kertas yang kosong itu
menurut kehendaknya. Artinya, si pendidik berkuasa sepenuhnya untuk membentuk
watak atau budi seperti yang diinginkan. Teori ini dinamakan teori rasa
(lapisan lilin yang masih dapat dicoretcoret oleh si pendidik). Namun, aliran
ini merupakan aliran lama yang sekarang hampir tidak diakui kebenarannya di
kalangan kaum cendikiawan.
Kedua,
ialah aliran negative, yang berpendapat, bahwa anak itu lahir sebagai sehelai
kertas yang sudah ditulisi sepenuhnya, sehingga Pendidikan dari siapapun tidak
mungkin dapat mengubah karakter anak. Pendidikan hanya dapat mengawasi dan
mengamati supaya pengaruh-pengaruh yang jahat tidak mendekati diri anak. Jadi,
aliran negatif menganggap bahwa pendidikan hanya dapat menolak
pengaruh-pengaruh dari luar, sedangkan budi pekerti yang tidak nampak ada di
dalam jiwa anak tak akan diwujudkan.
Ketiga,
ialah aliran yang terkenal dengan nama convergentie-theorie. Teori ini
mengajarkan, bahwa anak yang dilahirkan itu diumpamakan sehelai kertas yang
sudah ditulisi penuh, tetapi semua tulisan-tulisan itu suram. Lebih lanjut
menurut aliran ini, Pendidikan itu berkewajiban dan berkuasa menebalkan segala
tulisan yang suram dan yang berisi baik, agar kelak nampak sebagai budi pekerti
yang baik. Segala tulisan yang mengandung arti jahat hendaknya dibiarkan, agar
jangan sampai menjadi tebal, bahkan makin suram.
Komentar