PENGENALAN BAHASA PERTAMA YANG BAIK MEMBANTU ANAK MEMPERCEPAT PEMEROLEHAN BAHASA SELANJUTNYA



Rujukan           : Safriandi. 2009. Pemerolehan Bahasa Pertama.www.nahulinguistik.wordpress.com

Bahasa merupakan alat komunikasi yang tak terlepas dari aktifitas manusia. Bahasa juga berfungsi sebagai penghubung antara manusia dan manusia lain, antara manusia dan dunia, dimana sebagai penyampaian informasi dan pengomunikasi pengalaman. Bahasa berkembang serarah perkembangan zaman, dan orang tua pun harus memerhatikan pemerolehan bahasa anak-anaknya tersebut. Apa bila orang tua sukses mengenalkan bahasa pertama yang baik pada anak, tentunya perkembangan bahasa anak selanjutnya akan signifikan dan berbeda dengan anak-anak yang kurang pengenalan dari orang tuanya.
Berbicara tentang proses pemerolehan bahasa. Peroses pemerolehan dan penguasaan bahasa pertama untuk kanak-kanak merupakan suatu perkara yang sangat menakjubkan apabila diketahui secara menyeluruh. Dimana manusia memperoleh bahasa merupakan satu isu yang sangat mengagumkan dan menarik untuk deketahui. Pemerolehan bahasa atau akuisasi bahasa itu sendiri merupakan proses yang berlangsung didalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
Seiring dengan judul artikel ini yaitu “Pengenalan Bahasa Pertama Yang Baik Membantu Anak Mempercepat Pemerolehan Bahasa Selanjutnya”, yaitu dapat dikaitkan dengan teori Chomsky yang menyebutkan bahwa ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak-kanak memperoleh bahasa pertamanya. Proses yang dimaksud adalah Proses Kompetensi dan Proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak disadari. Kompetensi ini dibawa oleh setiap anak sejak lahir. Meskipun dibawa sejak lahir, kompetensi memerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi dalam berbahasa. Performansi adalah kemampuan anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Performansi terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan proses penerbitan kalimat-kalimat. Proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati atau mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar, sedangkan proses penerbitan melibatkan kemampuan menghasilkan kalimat-kalimat sendiri.
Dalam tahap pemerolehan bahasa pertama, perlu untuk diketahui adalah seorang anak tidak dengan tiba-tiba memiliki tata bahasa B1 dalam otaknya dan lengkap dengan semua kaidahnya. Bahasa pertama diperolehnya dalam beberapa tahap dan setiap tahap berikutnya lebih mendekati tata bahasa dari bahasa orang dewasa. Menurut para ahli, tahap-tahap ini sedikit banyaknya ada ciri kesemestaan dalam berbagai bahasa di dunia.
Pengetahuan dalam hal bahasa pertama ini dikuasi secara tidak formal sejak peringkat awal kanak-kanak, yaitu ketika berusia awal delapan belas bulan (pandangan menurut Homstein, Lightfoot dan Phiney). Selain itu, proses pemerolehan ini diterima secara tidak langsung melalui ibu/bapak, keluarga dan masyarakat sekeliling. Dari pandangan lainya yaitu, menurut Corder  penguasaan bahasa pertama merupakan
proses dibawah sadar, dimana pada saat ia sedang memperoleh kemahiran yang lain serya pengetahuan tentang alam sekitarnya. Kennedy juga berpendapat bahwa kanak-kanak yang mula memperoleh bahasa pertamanya senantiasa terpaku pada persekitaran linguistik yang lengkap yang mengandung berbagai butiran tata bahasa dan lekis orang dewasa, dan kebanyakannya tidak dipahami oleh kanak-kanak tersebut.
Ketidak pahaman anak/kanak-kanak tersebut, merupakan tanggung jawab penuh orang dewasa khususnya orang tua. Yaitu untuk meluruskan apa yang tidak pahami tersebut, dimana permerolehan bahasa itu dipengaruhi lingkungan sekitarnya. Disaat inilah orang tua diperlukan untuk membimbing agar pemerolehan bahasa kanak-kanak berkembang, dengan cara memperhatikan pergaulan dan interaksi anaknya.
Setelah kanak-kanak melewati alurnya, kemudian selanjutnya yaitu pemerolehan bahasa kedua. Pemerolehan bahasa kedua ini saling berkaitan dengan pemerolehan bahasa pertama anak. Beberapa aspeknya pun harus diperhatikan, adapun aspek-aspek pembelajaran bahasa kedua yaitu sebagai berikut: Pertama, Kemampuan Bahasa yaitu Biasanya apabila seseorang memutuskan un-tuk mempelajari bahasa kedua secara formal. Kedua, Usia yaitu dimana sebagian besar masyarakat umum masih meyakini bahwa untuk belajar bahasa kedua akan lebih baik dilakukan ketika masih anak-anak. Ketiga, Strategi yang digunakan maksudnya yaitu penggunaan strategi yang efektif sangat penting agar pembelajaran bahasa kedua dapat berhasil. Secara umum strategi pemerolehan bahasa kedua dibagi menjadi dua, yaitu strategi belajar dan strategi berkomunikasi. Keempat, Motivasi yaitu dimana secara sederhana motivasi dapat diartikan sebagai mengapa seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu, berapa lama ia rela mela-kukan aktivitas tersebut dan sejauh mana usaha yang dilakukannya.
Jadi dari apa yang disampaikan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa, ada beberapa tahap yang dilalui oleh sang anak selama memperoleh bahasa pertama. Tahap yang dimaksud adalah vokalisasi bunyi, tahap satu-kata atau holofrastis, tahap dua-kata, tahap dua-kata, ujaran telegrafis. Selain tahap pemerolehan bahsa seperti yang telah disebutkan ini, ada juga para ahli bahasa, seperti Aitchison mengemukakan beberapa tahap pemerolehan bahasa anak. Tahap-tahap yang dia maksud adalah mendengkur, meraban, pola intonasi, tuturan satu kata, tuturan dua kata, infleksi kata, bentuk tanya dan bentuk ingkar, konstruksi yang jarang atau kompleks, tuturan yang matang. Meskipun terjadi perbedaan dalam hal pembagian tahap-tahap yang dilalui oleh anak saat memperoleh bahasa pertamanya, jika dilihat secara cermat, pembahasan dalam setiap tahap pemerolehan bahasa pertama anak memiliki kesamaan, yaitu adanya proses fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik. Disisi lain, orang dewasa khususnya orang tua berperan penting dalam pemerolehan bahasa pertama yang baik untuk memenuhi pemenuhan bahasa kedua dan bahasa selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Mengkaji Puisi “Membaca Tanda-Tanda”

Kapatu Mbojo (Pantun Bima)

CONTOH: FORMAT PROGRAM SUPERVISI TENDIK

Makalah Analisis Citraan dalam Puisi WS Rendra