Modul 1.A.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 1 | Calon Guru Penggerak
Oleh Adisan Jaya, S.Pd
CGP-IV Kab. Bima
Setelah satu minggu kegiatan guru penggerak, membaca modul dan mengerjakan tugas dalam LMS, saya mulai memahami apa maksud dari Merdeka Belajar. Pada minggu ini saya mengajarkan Berdebat dengan Indah, pada materi kelas X mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk kelas Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 1 Sape. Saya memberikan permasalahan yang akan diperdebatkan (mosi), kemudian mengajak peserta didik untuk bepikir kritis terhadap mosi yang diberikan, tanpa rasa takut menyampaikan apa yang ada di pikirannya. Tugas saya hanya mengarahkan dan menuntun mereka agar mampu berargumen dengan baik. Sebelum pelaksanaan debat antara kelompok yang rencananya akan dilaksanakan minggu depan, saya mengajak mereka berlatih berpikir kritis, mengeksplorasi pengetahuan dan mengajak anak didik memperbanyak bahan bacaan (literasi) dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi dan fakta sebagai pendukung argumen kelompok mereka nantinya. Sebelum mempersilakan anak didik untuk berargumen terhadap mosi yang diberikan, saya mulai dengan memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana mengemukakan pendapat dalam debat dengan baik dan benar. Setelah saya memberi contoh, saya memberikan kesempatan mereka untuk berlatih menyampaikan argumen, anak didik terlihat antusias dan kebanyakan memahami apa yang mereka tanggapi terhadap mosi yang diberikan. Namun ada kendala dari beberapa anak didik yang belum mampu menyusun atau mengolah kata dalam berbicara sesuai dengan apa yang dipikirkannya, dikarenakan rasa malu dan takut salah. Saya terus memotivasi bahwa “kesalahan adalah guru terbaik”, mereka bebas berpikir dan berekspresi dalam debatnya nanti tanpa takut salah dan keliru dengan argumennya, karena mereka masih dalam tahap belajar.Perasaan saya sebagai pendidik tentunya sangat Bahagia. Karena anak didik
saya terlihat senang dan antusias dalam proses pembelajaran. Anak didik
beranggapan bahwa jarang sekali diberikan ruang berekspresi menyampaikan
pendapat dan argumen seperti ini. Mereka hanya dipaksakan belajar materi yang
banyak dan tugas yang melelahkan. Apalagi pembelajaran daring selama pandemi
membuat tumbuh kembang pikiran dan perasaan mereka terhambat karena ruang dan
waktu yang terbatas.
Pelajaran yang saya dapatkan pada proses ini adalah bahwa tugas pendidik
sebagai penuntun peserta didik ke jalan/arah yang lurus, selaras dengan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwasanya anak bukan kertas kosong melainkan
kertas yang berisi tulisan buram, tugas pendidik untuk menuntun dan menebalkan
tulisan yang buram tersebut. Hal baru yang saya ketahui yaitu ternyata secara
tidak langsung saya sudah menerapkan beberapa poin dari pemikiran KHD, yaitu
pembelajaran berorientasi pada peserta didik, pembelajaran sesuai dengan
kondisi alam dan zamannya, dan memotivasi peserta didik disetiap aktivitasnya.
Di masa yang akan datang, saya akan melakukan dan menerapkan pemikiran
KHD sesuai dengan apa yang saya dapatkan dari LMS guru penggerak ini. Saya akan
terus menggali pengetahuan, memperbaiki segala kekurangan yang ada dalam diri
saya, sehingga tercapai cita-cita Merdeka Belajar di kelas maupun di lingkungan
sekolah saya. Selain itu, saya akan bertukar pengalaman dengan guru serumpun
maupun guru mata pelajaran lainnya, menanggapi segala permasalahan yang
dihadapi dan sama-sama mencari solusinya.
Komentar