Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi kontemporer

SEBUAH PUISI: Elegi Ampas Kopi di Pelosok Negeri

Gambar
Oleh Adisan Jaya Pukul 5 pagi sehabis shalat subuh aku nyalakan tivi. Di temani kopi dan sebatang rokok Sampoerna menempel di tangan kiri. Nyamuk pengganggu mengoceh di telinga mengerumuni gubuk ini.

PUISI: SURAT UNTUK IBU DI DESA

Pada pos selanjutnya ini, saya menulis sebuah puisi kontemporer, yang berjudul Surat Untuk Ibu di Desa. Puisi ini menceritakan tentang seorang anak merantau ke kota dan meninggalkan orang tuanya didesa yang ia sayangi, terutama Ibunya.   Begitulah cerita singkat dari saya, selamat membaca sebuah karya saya ini, semoga bermanfaat dan semoga menginspirasi anda untuk terus menyayangi dan mendo’akan kedua orangtua kita. Oo iya, jangan lupa dikomentari ya?? Supaya saya lebih baik kedepannya. Terimakasih! SURAT UNTUK IBU DI DESA Untuk Ibu di Desa Ibu yang ku sayangi... Ibu yang ku keluhkan kepada Tuhan, karena begitu merindunya Ingin dikau berada didekat ku selalu Melihat suka duka di perkotaan yang kejam ini Ibu yang ku cintai... Ku coretkan seuntaian kata rindu untuknya Membayangkan wajah cantiknya yang kini mulai mengkerut Mengingat pengorbanannya, Yang tak terbayar bongkahan emas sekalipun Yang tak pernah terulang waktu Hanya sejarah yang mampu membongka

PUISI KAYA Vs MISKIN

Jam 10.15 PM... Orang kalangan atas,,, bergabung dalam uforia fasilitas istananya...!!! Tapi...  kalangan bawah... masih mengais rupiah agar bagaimana anak-anaknya bisa makan esok... banting tulang...tidak ada kata istrahat,tdk ada kata cukup!! Karena air mata anaknya, adalah bencana menakutkan yg tak ingin ia rasakan. Ya begitulah... ganasnya kehidupan ditubuh ibu pertiwi ini. Akhirnya yang "Kaya di AGUNG-AGUNGKAN dan yang MiSKIN di INJAK-INJAK..." #Fenomal + Tragis...

PUISI BERBINCANG DENGAN NENEK TUA

Tadi siang pas pulang kuliah seperti biasa kalau nggak bawa motor aku melewati si jembatan gantung tidak ada yg beda...mengalir biasa seperti hari2 sebelumnya. Tapi seketika, mata ku tertuju pada seorang nenek dengan baju compang-campingnya Aku lekas menghampirinya degan tangan yang ku masukkan ke kantong celana... maksud ku mengais secercah rupiah yg ada didalamnya "Aku bukan pengemis nak..." cetus nenek itu mengagetkan ku Saat itu aku tersadar, jangan melihat orang dari penampilannya Ternyata pejabat yg duduk dikursi empuk dengan ruangan fasilitas tingkat tinggi  ternyata jauh lebih bermoral dan mulia  rakyat kumuhnya Mereka hanya pandai mengobral janji. Lantas apa yg masih kita harapkan? #RENUNGKAN!!

Makalah Pengkajian Puisi Taufik Ismail

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Puisi sebagai salah sebuah karya seni dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji jenis-jenis atau ragam-ragamnya, mengingat bahwa ada beragam-ragam puisi. Begitu juga, puisi dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang sejarahnya, dari waktu ke waktu puisi selalu ditulis dan selalu dibaca orang. Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan, perkembangan. Hal ini mengingat hakikatnya sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan pembaharuan (inovasi) (Teeuw, 1980).  Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya (Riffaterre, 1978). Meskipun demikian, orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui