KONJUNGSI



2.1 Pengertian Konjungsi
            Konjungsi atau kata penghubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, antara frase dengan frase, antara klausa dengan klausa, atau antara kalimat dengan kalimat.
            Dilihat dari tingkat kedudukannya, konjungsi dibedakan adanya konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif. Sedangkan dilihat dari jangkauannya, konjungsi terdiri dari konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.

2.2 Jenis-jenis Konjungsi
            Konjungsi berdasarkan tingkat kedudukannya terdiri dari:
2.2.1 Konjungsi Koordinatif
                        Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsure kalimat atau lebih yang kedudukannyasederajat atau setara. Kemudian dilihat dari sifat hubungannnya dikenal adanya konjungsi:
         a. menghubungkan menjumlahkan, yaitu konjungsi dan, dengan, serta.
            Contoh:
1.      Nenek dan kakek perfi ke pasar.
2.      Adik dengan ayah belum pulang.
3.      Mereka menyanyi serta menari sepanjang malam.
         b. menghubungkan memilih, yaitu konjungsi atau.
            Contoh:
1.      Mana yang kamu pilih, yang merah atau yang biru.
2.      Kamu yang dating ke rumah saya atau saya yang dating ke rumahmu.
         c. menghubungkan pertentangkan, yaitu preposisi tetapi, namun, sedangkan, dan   sebaliknya.
            Contoh:
1.      Kami ingin menyumbang lebih, tetapi kemampuan kami terbatas.
2.      Mereka sudah berkali-kali dinasihati guru. Namun, mereka tetap saja membandel.
3.      Ali dan Ahmad belajar bahasa Inggris, sedangkan dia belajar bahasa Arab.
4.      Dalam liburan yang lalu orang-orang berlibur ke mana-mana, sebaliknya saya berdiam diri di rumah.
         d. menghubungkan membetulkan, yaitu konjungsi melainkan dan hanya.
            Contoh:
1.      Dia menangis bukan karena sedih, melainkan karena gembira.
2.      Masakan ini bukan main enaknya, hanya terlalu pedas.
        e. menghubungkan menegaskan, yaitu konjungsi bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan.
            Contoh:
1.      Kikirnya bukan main. Bahkan untuk makan pun dia segan mengeluarkan uang.
2.      Dinasihati baik-baik bukannya berterima kasih, malah (malahan) dia memusuhi kita.
3.      Saya tidak hadir karena sakit. Lagipula saya tidak diundang.
4.      Jalan-jalan di ibu kota seringkali macet. Apalagi pada jam-jam sibuk.
5.      Jangankan seribu rupiah, satu rupiah pun aku tidak punya.
        f. menghubungkan membatasi, yaitu konjungsi kecuali, dan hanya.
            Contoh:
1.      Semua siswa sudah hadir, kecuali Ali dan Ita.
2.      Saya tidak apa-apa. Hanya agak pening.
        g. menghubungkan mengurutkan, yaitu konjungsi kemudian, lalu, selanjutnya, dan setelah itu.
            Contoh:
1.      Mula-mula kami dipersilahkan duduk, kemudian kami diminta mengutarakan maksud kedatangan kami.
2.      Dia duduk lalu menulis surat itu.
3.      Beliau mengeluarkan dompet dan mengeluarkan selembar uang kertas selanjutnya diberikannya kepada saya.
4.      Mula-mula ia mengambil kertas danmesin tik, lalu mengetik surat itu, kemudian melipat surat itu, dan selanjutnyamemasukkannya ke dalam amplop.
       h. menghubungkan menyamakan, yaitu konjungsi yaitu, yakni, ialah, adalah, dan bahwa.
            Contoh:
1.      Kedua anak itu, yaitu Dadi dan Hasan, sering dimarahi ayahnya.
2.      Tugas mereka, yakni mencuci dan memasak, telah dilakukan dengan baik.
3.      Yang kami perlukan ialah kertas, lem, dan perekat, harus kami beli di kota.
4.      Para relawan adalah orang-orang yang maumenolong tanpa mengharap imbalan apa-apa.
5.      Kabar bahwa mereka akan menikah sudah diketahui umum.

2.2.2        Konjungsi subordiantif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsure kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat. Artinya,
kedudukan klausa yang satu lebih tinggi (sebagai klausa utama) dan yang kedua sebagai klausa bawahan atau lebih rendah dari yang pertama. Konjungsi subordinatif ini dibedakan pula atas konjungsi yang menghubungkannya.
a.       Menghubungkan menyatakan sebab akibat, yaitu konjungsi sebab dan karena.
Contoh:
1.      Banyak petani yang mengeluh sebab hatga pupuk makin mahal.
2.      Kami tidak dapat melanjutkan perjalanan karena hari sudah malam.
3.      Karena ketiadaan dana, kami terpaksa berhenti kuliah.
b.      Menghubungkan menyatakan persyaratan, yaitu konjungsi kalau, jikalau, jika, bilamana, apabila,, dan asal.
Contoh:
1.      Kalau diundang, saya akan hadir.
2.      Saya akan dating kalau diberi ongkos.
3.      Jikalau tidak ada halangan, saya akan dating.
4.      Jika diizi8nkan ayah, kami akan ikut serta.
5.      Bila cuaca baik, kami akan pergi mengail.
6.      Pohon-pihon akan mati bilamana musim kemarau terlalu panjang.
7.      Kami akan mengunjungi nenek di desa apabila musim liburan tiba.
8.      Saya akan segera berangkat asal diberi ngkos secukupnya.
c.       Menghubungkan menyatakan tujuan, yaitu konjungsi agar dan supaya.
1.      Kami berangkat pagi=pagi agar tidak terlambat di sekolah.
2.      Supaya lalu lintas lancer, maka akan dibangun jembatan laying di situ.
d.      Menghubngkan menyatakan waktu, yaitu konjungsi ketika, sewaktu, sebelum, sesdudah, tatkala, sejak, sambil, dan selama.
1.      Nenek dating ketika kami sedang makan siang.
2.      Sewaktu terjadi gempa saya sedang tidak ada di rumah.
3.      Biasakan mencuci tangan sebelum makan.
4.      Sesudah sarapan kami berangkat ke sekolah.
5.      Tatkala terjadi kerusuhan saya sedang berada di luar kota.
6.      Sejak matahari terbit sampai sekarang pekerjaanku belum selesai juga.
7.      Mereka bekerja sambil bergurau.
8.      Selama musim kemarau kita harus waspada akan bahaya kebakaran.
e.       Menghubungkan menyatakan akibat, yaitu konjungsi sampai, hingga, dan sehingga.
Contoh:
1.      Pencuri itu dipukuli orang banyak sampai mukanya babak belur.
2.      Dia terlalu banyak makan hingga tidak kuat berdiri.
3.      Dia terjerembab ke lumpur sehingga bajunya kotor penuh lumpur.
f.       Menghubungkan menyatakan batas kejadian, yaitu konjungsi sampai dan hingga.
Contoh:
1.      Kami menyelesaikan pekerjaan itu sampai pukul tiga dinihari.
2.      Mereka berjalan kaki di tengah hutan itu hingga bertemu dengan sebuah gubuk kecil.
g.      Menghubungkan menyatakan tujuan atau sasaran, yaitu konjungsi untuk dan guna.
Contoh:
1.      Untuk mengatasi bahaya banjir, Pemerintah akan membuat saluran baru.
2.      Murid-murid dikumpulkan di aula mendapat pengarahan dari kepala sekolah.
h.      Menghubungkan menyatakan penegasan, yaitu konjungsi meskipun, biarpun, kendatipun, dan sekalipun.
Contoh:
1.      Mereka berangkat juga ke Jakarta meskipun tidak diizinkan oleh orang tua mereka.
2.      Biarpun hujan lebat pertandingan sepak bola itu berjalan terus.
3.      Kendatipun kami punya uang, tetapi tidak ada makanan yang dapat kami beli.
4.      Sekalipun tidak lulus ujian, mereka tetap bergembira.
i.        Menghubungkan menyatakan pengandaian, yaitu konjungsi seandainya dan andaikata.
Contoh:
1.      Seandainya sya punya uang satu miliar kamu akan saya belikan mobil baru.
2.      Saya pasti akan celaka andaikata saya jadi berangkat.
j.        Menghubungkan menyatakan perbandingan, yaitu konjungsi seperti, sebagai, dan laksana.
Contoh:
1.      Kedua anak itu selalu saja bertengkar seperti kucing dengan anjing.
2.      Kami terkejut bukan main laksana mendengar petir di siang hari.
3.      Wajahnya pucat pasi ‘sebagai’ bulan kesiangan.



2.2.3        Konjungsi antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang berada dalam satu paragraph.
            Melihat sifat hubungannya dikenal adanya konjungsi antarkalimat, yaitu:
a.       Menghubungkan dan mengumpulkan, yaitu konjungsi jadi, karena itu, oleh sebab itu, kalu begitu, dan dengan demikian.
Contoh:
1.      Minggu lalu kamu meminjam uang saya seribu rupiah, dua hari yang lalu seribu rupiah, dan kini lima ribu rupiah. Jadi, hutangmu semua ada delapan ribu rupiah.
2.      Ali dan Ahmad seringkali berkelahi di sekolah. Karena itu, mereka seringkali dihukum guru.
3.      Dewasa ini haga-harga kebutuhan pokok sangat mahal, mencari pekerjaan juga tidak muda, dan pengangguran semakin bertambah. Oleh karena itu jangan heran kalau pencurian terjadi di mana-mana.
b.      Menghubungkan menyatakan penegasan, yaitu konjungsi lagipula, dan apalagi.
Contoh:
1.      Mari kita makan di warung itu. Masakannya enakdan harganya murah. Lagipula pelayanannya sangat baik.
2.      Hawa di Jakarta sangat panas. Apalagi pada siang hari.
c.       Menghubungkan mempertentangkan atau mengontraskan, yaitu konjungsi namun dan sebaliknya.
Contoh:
1.      Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami.
2.      Dia memang bandel, keras kepala, dan suka membantah. Namun demikian, hatinya baik dan suka menolong.
3.      Muara sungai ini lebar dan dangkal. Sebaliknya dibagian hulu sungai ini sempit dan dalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Mengkaji Puisi “Membaca Tanda-Tanda”

Kapatu Mbojo (Pantun Bima)

CONTOH: FORMAT PROGRAM SUPERVISI TENDIK

Makalah Analisis Citraan dalam Puisi WS Rendra