Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Memahami Hakikat dan Prinsip Belajar Bahasa Kedua

Penggunaan bahasa di kalangan umat manusia merupakan suatu fenomena yang bersifat universal dan jumlah bahasa yang digunakan sangat banyak, yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Perbedaan diantara bahasa-bahasa yang digunakan ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya karena bahasa itu merupakan suatu convention (kesepakatan umum) yang bersifat arbitrary (suka-suka). Faktor lain yang menyebabkan perbedaan diantara bahasa-bahasa yang digunakan oleh manusia adalah faktor cuaca dan budaya.        Ø   Bahasa Pertama dan Kedua Setiap orang biasanya hanya mampu berbi-cara dengan menggunakan satu bahasa saja, ya-itu bahasa yang ia peroleh secara otomatis dan wajar karena biasa digunakan untuk berkomu-nikasi sehari-hari oleh orang-orang yang berada di lingkungan kelompok masyarakatnya. la tidak memahami bahasa-bahasa yang digunakan un-tuk berkomunikasi oleh orang-orang yang berada di luar lingkungan kelompok masyarakatnya. Bahasa yang digun

PENGENALAN BAHASA PERTAMA YANG BAIK MEMBANTU ANAK MEMPERCEPAT PEMEROLEHAN BAHASA SELANJUTNYA

Rujukan           : Safriandi. 2009. Pemerolehan Bahasa Pertama .www.nahulinguistik.wordpress.com Bahasa merupakan alat komunikasi yang tak terlepas dari aktifitas manusia. Bahasa juga berfungsi sebagai penghubung antara manusia dan manusia lain, antara manusia dan dunia, dimana sebagai penyampaian informasi dan pengomunikasi pengalaman. Bahasa berkembang serarah perkembangan zaman, dan orang tua pun harus memerhatikan pemerolehan bahasa anak-anaknya tersebut. Apa bila orang tua sukses mengenalkan bahasa pertama yang baik pada anak, tentunya perkembangan bahasa anak selanjutnya akan signifikan dan berbeda dengan anak-anak yang kurang pengenalan dari orang tuanya. Berbicara tentang proses pemerolehan bahasa. Peroses pemerolehan dan penguasaan bahasa pertama untuk kanak-kanak merupakan suatu perkara yang sangat menakjubkan apabila diketahui secara menyeluruh. Dimana manusia memperoleh bahasa merupakan satu isu yang sangat mengagumkan dan menarik

PERBEDAAN FON, FONEM DAN ALOFON

Gambar
FON  Fon adalah bunyi bahasa yang terdiri atas bunyi vokal dan bunyi konsonan. Simbol atau lambang bunyi bahasa adalah huruf. Dalam Bahasa Indonesia terdapat 26 huruf dimulai dengan huruf a s.d. huruf z. Fon dapat dikatakan pula bunyi bahasa ( bahasa Inggris : speech sound ) atau fon adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap . Dalam fonologi , bunyi bahasa diamati sebagai fonem . Fon merupakan satuan bahasa yang bersifat konkret. Fon itu dapat didengar dan dapat diucapkan. Karena itu, di samping fon, digunakan juga istilah bunyi. Kata kain dalam bahasa Indonesia misalnya, merupakan kata yang mengandung empat fon, yakni (k), (a), (i), dan (n), jika fon-fon itu diidentifikasi secara analitis. Perlu diperhatikan bahwa fon berbeda dengan huruf. Fon adalah bunyi, sedangkan huruf adalah symbol grafis bunyi. Jumlah fon dan jumlah huruf tidak selalu paralel. Kata senyampang dalam bahasa Indonesia mengandung tujuh fon, yakni (s), ( ), (n),

KONSEP/KAIDAH TATA BAHASA (GRAMMAR), FONEM, MORFEM KATA, KALIMAT DAN STATUS SEMANTIK

  v   KAIDAH TATA BAHASA             Tata bahasa menelaah language sebagai sistem sarana pengungkapan. Berbicara tentang tata bahasa sama dengan berbicara tentang sinkroni dan maknawi, dan mengikat tak satu sistem pun berada disejumlah zaman sekaligus. Linguistik statis atau deskripsi suatu keadaan dapat disebut tata bahasa . Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasannya. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak ad

PERTIMBANGAN TEORI DAN METODOLOGI

Gambar
Abstraksi Abstraksi adalah suatu disiplin sentral dalam semua upaya pemrograman yang serius. Kita telah membahas fungsional abstraksi dalam bagian-bagian awal bahan ini. Abstraksi prosedural adalah sentral dalam kedua imperatif paradigma dan paradigma berorientasi objek. Disini kita memiliki kontras abstraksi fungsional dengan abstraksi linguistik Abstraksi adalah suatu proses yang lebih tinggi konsep berasal dari penggunaan dan klasifikasi literal (“nyata” atau “beton”) konsep, prinsip-prinsip pertama atau metode lainnya. Sebuah “abstraksi” (kata benda) adalah sebuah konsep yang bertindak sebagai super-kategori kata benda untuk semua konsep bawahan, dan menghubungkan konsep-konsep yang terkait sebagai kelompok, lapangan atau kategori. Dialek Dialek ( bahasa Yunani : dialektos) adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Berbeda dengan ragam bahasa yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Variasi ini berbeda satu s

Bahasa Sebagai Objek Kajian Linguistik

1.       Bahasa Sebelum membahas lebih lanjut mengenai bahasa dan bidang-bidang kajiannya, perlu diketahui lebih dahulu masalah umum mengenai bahasa seperti tertera di bawah ini: 1.1   Sekitar Asal-usul Bahasa Pengkajian tentang asal-usul bahasa sesunggunya telah bermula sejak abad kelima sebelum masehi di Yunani Kuno. Perdebatan mengenai permasalahan ini sebenarnya telah memakan masa berabad-abad dan telah melibatkan para sarjana yang bukan saja terdiri atas ahli-ahli bahasa, bahkan ahli psikologi, ahli filsapat, ahli arkeologi, ahli sosiologi, ahli sejarah, dan sebagainya. Akan tetapi, samapai sekarang persoalan ini masih belum mendapat sesuatu kebulatan pendapat yang dapat diterima oleh para sarjana.Teori baru yang beraneka ragam selalu muncul, makin lama makin banyak teori dan makin rumitpula persoalannya. Oleh karena itu, sejak tahun 1966 societie Linguistique Farncaise telah anggan menerima segala karangan yang membicarakan persoal

Landasan dan Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya

Kata Pengantar Asslamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas taufik dan hidayah-Nya Tugas Makalah Pengantar Pendidikan yang berjudul ” LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA ” dapat diselesaikan. Dalam tugas yang kami buat ini tentu kiranya masih terjadi banyak kekurangan terhadap pernyataan yang kami sampaikan. Kami selaku yang menjalankan tugas memohon maaf yang sebesarnya , j ika masih ada kekurangan dari apa yang kami sampaikan , karena mengingat kami masih dalam tahap pembelajaran. Dan kami harap Ibu dosen pembimbing mata kuliah “ Pengantar Pendidikan ” akan selalu memberikan masukan dan arahan demi kebaikan kami kedepannya. Wassala mu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..1 DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….2 BAB I                         PENDAHULUAN v   Latar belakang masalah …

Pengadilan Puisi: Diskusi Sastra Lucu tapi Serius?

Oleh Kurniawan Junaedhie Sabtu, 24 April 2010 Pengadilan Puisi yang digelar di oleh komunitas Tangerang Serumpun awal Maret lalu bukan hal baru. Ini hanya mengingatkan pada serangkaian peristiwa budaya sejenis yang sudah banyak digelar tanah air. Sebutlah Pengadilan Puisi Yayat Hendayana pada tahun 2005 dan Pengadilan Puisi yang diselenggarakan di Taman Budaya Jawa Timur pada tahun 2002. Sesuai namanya, semua acara ini, meski menyajikan materi yang serius, lebih sering mengundang tawa. Sebutan 'pengadilan' sendiri, sudah terasa lucu. Apalagi kalau kita menilik bahwa dalam pengadilan puisi, juga digunakan berbagai simbol dan terminologi pengadilan seperti hakim, jaksa, pembela, saksi a de charge dan saksi de charge juga panitera. Dalam acara Pengadilan Puisi di Bandung itu, misalnya, Tim Jaksa yang terdiri dari para penyair seperti H Usep Romli, Cecep Burdiansyah menuding Yayat tidak pantas disebut sebagai penyair. Sebab, kary

Sejarah Perkembangan Teori dan Kritik Sastra Indonesia

Teori sastra (literary theory)[1] di Indonesia secara praksis sering kali dipahami juga sebagai kritik sastra (criticism).[2] Sementara kritik sastra tidak jarang diperlakukan sebagai pendekatan (approaches to literature).[3] Dalam hal ini, kritik sastra dianggap merupakan pendekatan yang dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk berbagai kepentingan penelitian terhadap karya sastra konkret. Demikianlah, dalam banyak perbincangan, baik teori sastra maupun pendekatan atau penelitian sastra, hampir selalu ditempatkan dalam pengertian sebagai kritik sastra. Atau di bagian lain, teori sastra dikatakan juga sebagai teori kritik sastra.[4] Jadi, pembicaraan mengenai strukturalisme atau semiotik, misalnya, dianggap sebagai bagian dari pembicaraan teori kritik sastra. Terlepas dari pemahaman yang tampak tumpang-tindih itu, sejauh pengamatan, hampir semua bersepakat, bahwa teori-teori itu sepenuhnya berasal dari Barat. Oleh karena itu, orientasi teori sastra

PENDIDIKAN KITA SAAT INI "Bermoral kah??"

NAMA                       : ADISAN JAYA JUDUL PIDATO: PENDIDIKAN KITA SAAT INI…”BERMORAL KAH??” Assalamu’alaikum Waromatullahi Wabarokaatuh. “ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘AALAMIINA WABIHI NASTA’INU ‘ALAA UMUURID DUNYAA WAD DIINI. WASH SHOLAATU WAS SALAAMU ‘ALAA SAYYIDIL MURSALIINAA. SAYYIDINA WAMAULAANA MUHAMMADIN WA’ALAA AALIHI WASHOHBIHI AJMA’IINA. AMMAA BA’DU.”             Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rohmad, hidayat serta inayah-Nya, kita semua dapat berkumpul ditempat ini dalam kedaan sehat wal afiat. Selanjutnya, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. Karena atas jasa-jasanya kita semua dapat mengetahui perkara yang haq dan perkara yang bathil.             Bapak/Ibu dosen yang saya hormati dan teman-teman yang saya banggakan! Sebelumnya saya ingin menegaskan dulu tentang Judul yang saya sampaikan ini, bukan maksud saya in